Kamis, 30 April 2009

Buruh, Nasibmu kini



Mbbbooooooooooooooooooooooooooooooookkkkkkkkkkk !!!!
Emmmbbbbbaaaaaaaaaaaakkkkkkkkk...!!!!!!!!!
Biiiiiiiiiiiiiiiiiiibbbbbbbbbbbiiiiiiiiiiiiiikkkkkkkkk !!!!!
Cuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuugggggggggggggggg !!!
OB.............................................

Itulah sebagian sebutan mereka, dari lebih banyak lagi panggilan yang kita tahu.
Apapun mereka disebut, dengan bahasa kasar hingga bahasa manis penuh kias tetaplah sama. Orang yang nasibnya belum sebaik seperti yang dicitakan.
( Aku takut, kalau aku sebut sebaik ' kita ' apakah aku masuk dalam kategori yang ' baik ' tersebut. Karena jujur aku juga kuli. )

Dan dimanapun mereka berada, entah di Rumah sederhana atau di Gedung tinggi semisal istana. Tempat mereka adalahah sama, tempat yang sebagian orang enggan menyambanginya. Entah itu dapur, tempat cuci, pantry dan sebagainya. Tugas mereka adalah seksi repot yang harus menyiapkan segala sesuatu untuk kepentingan tempat ia bekerja. Pekerja yang hanya tahu diperintah tanpa bisa, bahkan berhak untuk bertanya.

Marilah mengintip keluar jendela, ada rekan-rekan mereka. Bertempat beda namun nasib sama. Baik yang sedang memasang pipa untuk air minum, atau bergelayutan diatas tiang untuk terangnya malam. Atau bahkan yang hilir mudik dengan sepeda dengan tabung dibelakang, baik itu air maupun gas.

Agak jauh kita memandang, nampak dari balik pintu yang sedikit terbuka. Sosok-sosok yang trengginas dengan mesin jahitnya. Dengan tanpa lelah ia buatkan kita baju, celana, Sepatu hingga Televisi bahkan Pesawat. Dan terselip dipojok memainkan mesinnya sambil berdendang, .....ambilkan bulan bu.........
.....ambilkan bintang bu.......

Heiii, Coba tengok lebih jauh sedikit. Pasti kan kau lewati tangan-tangan mungil menyibak hari, dengan sayur di atas kepala, dengan kaki kecilnya yang berdiri anggun diatas roda. Atau bila kita sedikit mau mendengar lebih cermat, kan kau dengar dentang palu nan merdu memecah kerang.

Dan ayo , Mari kita berenang. Tuk sekedar menengok para buruh Jermal. Yang dengan tanganhitam kekarnya ia meraup udang. Nampak terselip di sana, sosok kecil dengan ingusnya.
Heiiiiii, jangan berhenti. Ayo ikuti awan kenegeri seberang. Ada nyanyi lirih dari sana yang lamat, lirih lalu menghilang. Senyap, berganti anyir darah membahana.

Itulah Mereka. KAUM BURUH.
Dari dulu hingga kini nasibmu entah.
Apakah Buruk, baik atau bahkan membusuk.
Deritamu kini dan dahulu tiada beda.
Hanya mengisi waktu menunggu jeda,
hingga jiwa tercabut dari ujung raga.

13 komentar:

  1. doh, kasian banget kaum buruh ya mas.

    BalasHapus
  2. adoh kok marahe karo aku toh????

    kabur ah lagi ada yang ngamukkkk!!!

    BalasHapus
  3. aku juga seorang kuli,
    aku tau betul apa yang di rsain mereka,,aku juga saat ini merasakanyya,tapi bedanya,,
    aku bisa jadi diri sendiri,(saat ini)
    dulu beda,,jauh lebih buruk dari sekarang,mungkin ini udah jalan yang di beri oleh Allah!
    inilah yang terbaik !!

    BalasHapus
  4. Pas banget ngadepin May Day besok bro.... sukses yaaa...

    BalasHapus
  5. oh ya besok hari buruh, sungguh tragis nasib pekerja kita terutama TKI yang diluar negeri

    BalasHapus
  6. Yah...gitulah mas nasib sebagaian rekan kita ... (kok rekan... aku juga buruh kok mas.....)

    BalasHapus
  7. yaah begitulah nasib kuli seperti saya

    BalasHapus
  8. marilah kita saling memperhatikan sesama umat manusia
    kadang kita dibawah
    kadang kita diatas
    bagaikan roda

    BalasHapus
  9. Selamat hari buruh...

    Walo kadang nasib kitapun masih seperti buruh..

    BalasHapus
  10. Semoga Hari Buruh mengingatkan bagi para penguasa utk lebih bersikap manusiawi thd para buruh !!
    Kapan kehidupan para buruh akan membaik ??

    BalasHapus
  11. Doa menjelang tidur. Semoga Penguasa hari ini dan esok, pengusaha yang mungkin jadi penguasa juga atau kenal dengan penguasa. Mau menjadikan Moment ini sebagai garis start menuju Kehidupan Buruh yang lebih manusiawi. Maju terus, Tetap berkarya walau penghargaan utk itu tak seberapa. http:riakjiwa.blogspot.com ( ada perenungan disana, mungkin ocehan ).

    BalasHapus
  12. Wah, ini bukan mau mendamprat cuma, mengisi sedikit coretan Salam juga dari buruh migran. Sepertinya, bapak begitu pedulu dengan nasib para buruh, khususnya pekerja rumah. Salam kenal...

    BalasHapus

Bila ingin Mendampratku Silahkan,....