Selasa, 19 Mei 2009

Indonesia Sekarat 1 ( Lanjutkan !!! )


Terinspirasi oleh Posting dua sahabat. Satu Wanita berkaki panjang ,jengsri dengan fenomena TKI/TKW dan Mak reni tentang kebiadaban Satpol PP hingga merenggut nyawa bocah tak berdosa SITI KHORIYAH.

Mari coba merenung, sebenarnya apa yang yang menjadi muara segala persoalan tadi. Segala permasalahan yang seakan benang kusut tanpa ujung, tanpa awal. Hingga untuk mengurutkanya perlu tetesan darah. Sekali lagi miris.

Meminjam ilmu Soewoeng, mari kita terbang diatas awang-awang nusantara. Gunakan teropong batin paling dalam, dengan jiwa bersih seperti jiwa yang baru lahir, jiwa yang baru, new soul.

Maka terlihatlah betapa Indonesia tak lain dan tak bukan hanyalah sarang rayap nan indah. Megah dengan segala kekayaannya, namun sesungguhnya rapuh karena dibangun oleh gerombolan rayap penguasa, yang mengerogoti kekayaan negeri ini. Lalu mengelabui rakyatnya dengan berbagai monumen-monumen pencakar langit tapi kropos karena dibangun dengan Mark-up Anggaran oleh rayap perencana, lalu penurunan kwalitas bahan oleh Rayap pelaksana, dan pelaporan Asal bapak Senang dan Ujung ujungnya Duit dari Rayap Pengawas, dan tanda tangan asal Teken Rayap Birokrasi dengan Sumpel duit.

Laut indonesia nan biru, dengan segala isinya tak lebih dari air keruh berisi karat dari besi tua. Kekayaannya telah ia aduk-aduk dengan rakus, hingga hanya tinggal air leri ( air kotor ). Dan siapa yang berani melaut tanpa izinnya, pasti mengambang tak berdaya.

Hutan hijau Indonesia, tak lebih dari sebuah kepala Botak dengan wig palsu. Rimbun lebat kelihatannya, tapi gundul ditengahnya. Lalu bila ada yang bertanya, mereka berlindung di balik kebijakan Pemerintah. Hingga yang gundul ditutup dengan peraturan hingga tampak rimbun kembali.

Oh… sebegitu parahkah???. Ya . Indonesia memang tengah Sekarat.

Hingga aku tertawa kecut sekaligus miris mendengar slogan di Media tentang sebuah Pembangunan katanya, LANJUTKAN. Apanya yang dilanjutkan, Pembobrokan negeri ini ?. Atau lanjutkan hingga negeri ini terjungkal terjun bebas ke laut dalam, yang penting mereka telah punya sekoci untuk mereka dayung kenegeri sebrang. Karena di sana mereka punya tempat, yang penting ada uang. Di manapun kita dapat hidup, nonsens dengan Kebangsaan, Nonsens dengan kerakyatan.

Lebih miris lagi dengan slogan LEBIH CEPAT LEBIH BAIK, lebih cepat pembusukannya. Hingga mereka para penguasa akan dengan gampang memilah-milah mana yang dijual, mana yang tidak untuk mempertebal kantong celana mereka. Atau Lebih cepat menggerogoti kekayaan negeri ini dan sisakan ampas kering untuk rakyatnya. Toh dengan Beras penuh kutupun antrian tak pernah berhenti.

Atau MARI BUNG REBUT KEMBALI, apanya yang direbut. Kekuasaan untuk mengexplorasi negeri ini untuk para kroni. Hingga rakyat kecil hanya puas untuk jadi penonton. Atau rebut kembali keasyikan bermain catur dengan lawan baru, hingga baginya nyawa tak lebih dari buah catur yang dengan gampang dicomot dan disingkirkan.

Tapi inilah Indonesia. Negara sakti mandraguna. Negara dengan Rakyat sangat sakti hingga menderita seberat apapun tetap tersenyum. Menjeritpun hanya sebentar, esok senyum telah terkembang.

Atau karena Indonesia Bangsa yang beragama, hingga mampu memberi maaf kepada mereka yang salah. Tapi bukankah agama melarang umatnya berbuat dosa, hingga pencuripun di potong tangannya.

Entahlah, Atau sudah saatnya revolusi damai. Atau evolusi dengan tertata ( Reformasi ) tapi dengan korban dimana-mana.

Senin, 18 Mei 2009

Pendampingan Perempuan


He..he..he..he..
Judulnya serem.
Sok serius kaya Pejuang hak azazi Wanita.
Tapi ini serius juga, sebab bila ini sampai tak berhasil para wanita, khususnya para wanita dikeluargaku akan berabeh ( logat betawi ).

Ya, karena anakku tiga wanita. Orang tuaku tinggal ibu, kan wanita semua tuh.
( "woeeee jangan muter2 !!!!", teriak Soewoeng protes. Padahal dianya juga suka muter-muter. )

Oke, langsung aja. Beberapa hari ini aku gak Nengok rumah Mayaku karena harus Dampingi istri persiapan Operasi pengangkatan Indung telur yang ketempelan Myoma. Sekitar 4 tahun lalu sudah diangkat yang sebelah, tapi sekarang yang sebelah ngiri, terpaksa deh diangkat juga.

Dari mulai Tes laboratorium Komplit, hingga pendampingan supaya badan fit biar siap ketika harus menghadapi meja operasi. Insya Allah Kamis ini naik Banding,... eh naik meja operasi.

Semoga semuanya lancar. Doain ya...., nanti kalau dah kelar semua janji mau posting sehari lima kali. Biar yang baca pusing, terus beli obat ke warung. Yang punya warung seneng, Pabrik obatnya seneng. Karyawan pabriknya seneng, gak usah ke Luar negeri deh....he..he...he... ( Nyindir... ).

Selasa, 12 Mei 2009

Minggu Penuh Warna


Minggu ini agaknya minggu penuh warna. Lengkap dengan segala kejadian. Ada satu hari gembira dengan datangnya Award dari beberapa Sahabat Blogger, bahkan lebih dari sahabat. Someone malah aku panggil Mak, karena ditiap Postingnya aku dapatkan "emak" disana.

Ada juga kunjungan penuh tawa, tentang catatan seorang katro yang nyusruk di kota metropolitan. Aku yang udah setua ini kadang merasa Flashback ke masa muda. Di saat-saat ngecengin cewek, walau backstreet juga sih, karena sejak kelas 1 SMP aku udah tunangan dan Nikah tepat ketika menerima Ijazah SMA. It's real, tapi jangan ditiru, cepet tua nantinya.

Jalan-jalan lain disela kesibukan kerjaku, aku bersua dengan salah satu Gadis pemberani dari sekian banyak Srikandi Indonesia yang berani menyongsong dunia. Ia dari daerah kaki gunung slamet, Pulosari Pemalang, diatas daerah moga. Dengan awan putihnya ia menjejakkan kaki di Malaysia. Dengan rangkaian melati kata ia harumkan negeri jiran, hingga wanginya menyeruak jakarta. Sedikit menghapus bau busuk got jembatan lima.

Kadang di malam sepi sedikit bergurau dengan anak sebrang, walau ia master dan lama malang melintang di dunia maya. Dengan santunnya ia menjawab setiap sapa tak sopanku. Ia adalah penghubung, antara yang taktahu menjadi tahu. Antara yang mengerti mengajari yang belum ngerti. Hingga tepat ia menyandang nama komunikator.

Satu waktu juga, masih di minggu ini alunan musik mengiringi kunjunganku ke daerah Brebes. Wilayah kekuasaan tiga jawara musik dari sana. Yang tanpa sungkan selalu menawarkan teh pocinya, wangi,panas, legi dan kentel. Wasgitel, katanya.

Juga sosok gagah, yang kadang kalau ku eja namanya jadi ijo pucuke, atau hijau daunnya. Mungkin arti yang keliru, tapi sebuah kenangan tersendiri melihat gambar dilatar belakang fotonya. Something familiar about my jouerney, atau mungkin karena terlalu banyak kenangan terekam dikepala hingga semua gambar tentang jalan dan Persawahan terlihat sama indahnya.

Adajuga sosok beberapa guru yang dengan semangatnya tetap mau berbagi waktu untuk saling bertandang. Walau kutahu begitu sempit waktu mereka, setelah dibebani tugas mengajar, masih tetap bersemangat menulis dengan jemari lentik mereka. Dua-duanya guru. Satu jauh di solo dengan ayu gemulainya, satu dikota tahu dengan keademan batin karna kerudunganya.

Semuanya penuh warna, hingga ajaib langit jakarta tiap malam ada semburat pelangi. Tak percaya, coba tengok saja sendiri, he..he..he

Agak kaget, bila melihat last visited, nongol wajah dengan kumis melintangnya hingga maaf aku panggil ia Bang Kumis. Atau tanpa sengaja senyum sendiri membayangkan kembaran penyanyi jawatimur yang ngabisin puluhan bangku karena blogging sambil ngebor.

Dan Teramat kaget, Sungguh sangat kaget. Seorang yang aku ikuti walau dengan terpaksa jauh ketinggalan karena ia berkaki panjang dan pelari marathon pula. Tiba-tiba ia raib. Pintu rumahnya tertutup rapat, untung ada jendela yang kadang masih terbuka, walau sebentar. ( Bisanya ngintip doang, gak bisa curhat deh )

Dan yang paling kaget, kesel, dongkol. Sahabatku terkarib, hingga kadang ia menjadi istri keduaku, karena tiap malam selalu aku elus dia tiba-tiba hang.

Kacau dunia, Komputerku kena virus. Ternyata anti virus kebanggaanku yang selalu aku kasih empan tiap bulan dengan meng-updatenya ketiduran. Terpaksa deh panggil Anti virus sebelah. Masya Allah Virus koq rombongan. Ada Pak Turijan, ada Pak Bororontok, ama Bu Warmah ( worm maksudnya ). Mungkin karena kalah sakti Anti virusnya malah keder, file yang bener dikatain virus juga.

Satu hari satu malam aku coba dengan bermacam antivirus ternyata gak mempan. Terpaksa Bedah rumah, Instal Ulang.

Ohhhh, minggu yang lengkap, semoga semakin lengkap bila besok ada yang bawa duit segepok buat aku. He...he..he..he, Doain ya.

( Untuk sahabat blogger yang lain, kalian semua mengalir dalam darahku. Begitu banyak hingga tak bisa kusebut satu persatu. Bukan aku tak ingat engkau, tapi ada waktu untuk bercerita lagi nanti )

Sabtu, 09 Mei 2009

Jengsri Hilang !!!!!!



Sore nan kelam. Utara Jakarta dari pagi hingga sore ini hujan rintik. Seger sih, gak panas kaya biasanya. Tapi suasana menggelayut gelap.

Bangun tidur siang, karena aroma sambel tauco yang mengusik hidung. Setelah bermalas-malas sebentar, aku siram tubuh yang agak sakit ini ( baru sembuh ) dengan air anget. Agak seger. Apalagi seporsi TAUTO, soto khas pekalongan telah menanti di depan TV. ( Kebiasaan, makan didepan TV. Sekalian nyari si Rani siapa tau nongol ).

Mandi udah, Makan udah, komplit deh. Tempat berikutnya adalah ruang kerjaku. Ya, aku kerja di Rumah. Istriku warung Nasi dan Aku Jasa Pengiriman Uang. Dan hari sabtu sore seperti inilah puncak-puncaknya orang kirim uang ke kampung. Maklum, lingkunganku lingkungan Home Industri Konfeksi yang gajiannya mingguan. Begitu gajian mereka rame-rame kirim uang ke keluarga di kampung.

Setelah nyalain modem bututku, mulai deh ngecek para sobat yang telah nylonong di Chatbox di Rumah mayaku. Ijopunkjute dah nongol, Eri Comunikator tak ketinggalan. Fanda, Spy dan yang lainnya. Tapi satu nama koq gak nongol. Jengsri....!!!!.

Biasanya sore kaya gini, disono pagi kali ya. Dia nongol di Chatbox. Penasaran aku buka Blog-nya. WAHHHHHH............Blog telah dihapus.
Ternyata dia gak main-main. Posting terakhir tentang dia ingin Pensiun ternyata beneran. Aku kira bercanda, ....oh.

Jeng kenapa sih?, Kalau soal waktu mungkin aku orang yang gak tau diri. Pagi jam 4 subuh sudah wara-wiri di Pasar Jembatan lima belanja Warung nemenin istriku. Lalu setelah mandi, nyarap lalu cuci ikan. Setelah selesai, bergelut lagi dengan kerjaanku ngecek sms data pengirim dari cabang lalu mengirim ulang ke Kurir di daerah masing, Transfer dan macem-macem lainnya.

Karena Jengsri aku belajar nge-Blog. Karena Jengsri aku gak malu untuk bergaul di dunia blog yang sebenarnya mainan orang pinter. Sekarang aku baru bisa dikit-dikit kamu malah pergi. Siapa coba yang mau ngajarin aku, dorong aku, bimbing aku.

Tapi baiklah, itu pilihan Jengsri. Mungkin ada pertimbangan lain yang mengharuskan jengsri pergi. Aku harap ini hanya sebentar. Karena jujur, baru lihat blog Jengsri hilang aja aku udah kangen setengah mati. Yang perlu Jengsri tau, pasti bukan aku saja yang kehilangan. Di luar sana mereka semua pasti kehilangan.

Jengsri.
Satu yang Jengsri perlu ketahui,
Dunia blogger tak lengkap tanpamu.

Rabu, 06 Mei 2009

Usap Kening dikala Sakit, sebuah Award

Teringat dulu. Kala masih kecil, badan meriang karena keasyikan hujan-hujanan. Malamnya tubuh panas tinggi. Pada saat-saat seperti itu perhatian orang tua adalah segalanya. Kita bisa bermanja-manja minta ini itu sebagai pelampiasan untuk meringankan rasa sakit.

Cuma berhubung Orangtua di rantau dua-duanya terpaksa Children parent ( istilah apa ini ). Ya itu ngurusin keperluan sehari-hari sendiri dibawah pengawasan Nenek, cuma tak serumah. Yang lebih parah 6 bersaudara cowok semua, bisa bayangin kan. Semua pekerjaan rumah kami yang mengerjakan sendiri.

Saat itu, terutama saat sakit, kangen sekali. Belai lembut Emak atau Bapak, terutama usapan di kening. Pernah satu ketika pas sakit, Bapak ama Emak Pulang, ketika tangan itu mengusap kening, panas tubuh ini rasaya hilang seketika. Berganti dingin yang nyaman, damai, tentram. Oh andai bisa tiap hari seperti itu.

Seperti juga saat ini. Anak sudah dua, Istri yang cantik ada,....Satu tentu. Itu dunia nyata. Dalam dunia maya, saat ini aku ibarat anak kecil di Gudang Supermarket nan luas. Bisa bermain apa saja, hingga lupa waktu dan akhirnya....sakit deh. Ya, betul. Pilek, Flu hingga ada kekwatiran jangan-jangan Flu babi nih. Habis kalau pagi nafas dari hidung bunyinya persis. he...he...he..

Tiga harian ini aku gak tengok Rumah Mayaku. Pas aku tengok dengan kepala agak sakit, walau udah aku iket dengan Karet Gelang ( sedikit membantu sih ). Di Shoutbox aku Lihat kalimat, Ada Award untukmu, diambil ya.

Wah...... It's Real kaya usapan lembut tangan Emakku kala aku sakit kala kecil. Rasanya Nyaman, hangat yang tentram. Ternyata ada yang Ngejenguk kala aku sakit. Mbak reni, Emak dunia Mayaku mengusap keningku, Makasih mak. Sakitku agak baikan sekarang.







Dan walau agak telat, Mohon maaf sebesar-besarnya. Ketika aku baru masuk dunia maya, ketika seseorang memberiku sesuatu aku tak tahu harus berbuat apa. Jengsri, seorang wanita berkaki panjang hingga panjangnya ia sanggup ke Dublin hanya dengan satu lompatan kecil. Ia memberi Suport, karena memang aku anak baru di Dunia ini. Tapi maklum NEWBIE, gak tau harus bagaimana. Maka award itu hanya bisa aku plototin aja.

Bagiku ia penerang, atau sahabat yang mau membimbing dari samping, mau mendorong dari belakang dan kadang menarik dari depan agar aku bersemangat nge-Blog. Jujur sebelumnya malu, seorang Kuper, yang biasa pagi hari berdesak-desakkan di pasar Jembatan Lima, diantara becek dan amis bau ikan nge-Blog. Apa kata dunia???.

Untuk Emak reni dan Jengsri, sedikit Oleh-oleh. Kubawa dari perjalanan panjang di dunia maya. Hasil perenungan panjang sambil batuk-batuk kecil. Ini tanda cinta, dari seorang anak kecil, dari bocah ndeso yang kadang masih ingusan.










Jangan buat nakutin tikus ya. Gak diambil juga gak apa-apa. Yang terpenting aku udah ungkapkan apa yang ada dihati ini. Terima kasih atas perhatian dan bimbingannya. Jangan berhenti Supot aku ya Jeng. Dan Emak jangan lupa Jewer kuping saya kalau bandel.

Selasa, 05 Mei 2009

Bertekuk Lutut lagi, di kaki Wanita


Posting sambil sakit kepala. Pusing dengan keadaan, Pusing dengan situasi.
Terus terang aku terpuruk, sedih, galau ( apa lagi ya ??? ).

Antasari Azhar, orang yang kuidamkan kelak menjadi martir pemecah Gunung batu Korupsi akhirnya tumbang juga. Kecewa aku. Padahal aku sudah pesan Patung dirinya pada seorang seniman. Rencananya akan aku taruh di depan Istana. Pingin tau tingginya, 2 cm. Biar pas naruh gak dicurigai PASPAMPRES.

Dan yang lebih Sakit, Dongkol, Eneg....jatuhnya koq karena wanita. Koq ya sama kaya aku, yang jatuh bangun juga karena wanita. Mbok ya jatuh itu milih-milih pak !!!!, Bapak ini kan orang hebat.
Apa kejebur got, apa kepleset kulit pisang, Apa naik motor, Lah ini koq wanita.

Marah aku ( marah koq Ngomong). Serius Aku marah nih.
Siapa sih yang nyiptain Lagu tentang Pria yang bertekuk lutut dikaki wanita. Ini nih kejadiannya, anda harus bertanggung jawab atas hal ini. Ciptain dong lagu Lelaki tak akan Nangis walau tak ada Wanita.( Ceritanya sambil melotot ). Bob Marley aja bisa,..No Women No Cry.

HHHHHHH..... Wanita.
Di kakimu ada Syurga.
Tapi ternyata terselip Neraka.

Jumat, 01 Mei 2009

Tembok Yang Terkoyak, KPK.


Dua hari ini, ketika hiruk pikuk Suara Buruh keras membahana di langit Jakarta. Berganti Atmosfer kerlap-kerlip buram Dunia Pendidikan. Halilintar tanpa hujan mnggelegar, AA dijadikan saksi atas kasus Pembunuhan seorang Pengusaha Nasrudin Zulkarnaen.

Siapa AA. Ya , Antasari Azhar. Ketua Lembaga yang saat ini menjadi ujung tombak pemberantasan Korupsi, KPK. Sebuah lembaga yang beberapa tahun ini menjadi momok para Penyelenggara negeri ini. Lembaga yang dengan tangan dingin akan menyeret siapapun yang diduga dan terbukti melakukan tindakan korupsi. Siapapun, tak terkecuali besan Presiden. Sebegitu Hebatnya ia hingga menjadi momok mereka yang nakal.

Ada Suatu yang mengumpal di dada, rasa tak enak, sesak. Lembaga yang menjadi tembok terakhir ternyata retak. Walau memang statusnya masih saksi, tapi opini Publik telah terlanjur terbentuk, termasuk pada diri penulis. Jangan-jangan,... jangan-jangan........ , berbagai kekwatiran merebak. Karena jujur, hanya KPK-lah lembaga yang saat ini dipercaya bisa menembus kebuntuan penanganan Korupsi. Bila Ketuanya terkena perkara hukum, bagaimana lembaganya kelak.

Agak sedikit terhibur memang, bahwa KPK sebagai sebuah komisi memang tak tergantung mutlak kepada seorang ketua. Di dalamnya ada Tim yang bekerja menangani berbagai perkara. Fungsi Ketua hanyalah Koordinator, pembagi tugas dan Penanggungjawab Administratif.

Tapi bila merenung lebih dalam , Sebagai sebuah Lembaga yang kita ibaratkan kapal. Bila sang Nakhoda bermasalah maka Olenglah kapal itu. Otomatis perjalanan ke tujuan akan terganggu. Belum bila Gelombang besar berupa Pihak-pihak lain memanfaatkan situasi. Bisa Para tersangka kasus Korupsi, Pejabat yang diduga korupsi atau bahkan Rival Politik Pemerintahan yang sekarang. Maka makin Olenglah bahtera itu atau bahkan tenggelam. Dan makin suburlah korupsi di negeri ini.

Bisa dibayangkan makin seperti apa Negeri ini. Setelah kepolisian di pandang sebelah mata sebagai lembaga penegak Hukum yang bisak dibuat tidak tegak. Lalu Kejaksaan, setali tiga uang, berbagai kasus menyeret para jaksa ke terali besi. Kehakimanpun demikian, hingga ada istilah dalam dunia hukum kita. Ingin bebas harus satu paket, penyidik ( polisi ), Penuntut ( Jaksa) dan Pemutus ( hakim ).

Maka marilah sejenak untuk berharap, atau mungkin Khusuk berdoa. Agar dicukupkan bencana atas negeri ini. Beri yang terbaik, bila salah Hukum sesuai hukum yang berlaku. Selamatkan Lembaganya, teruskan kinerjanya.