Jumat, 03 Desember 2010

TOLAK PAJAK WARTEG


Setelah tiarap untuk sekian lama.

Bukan karena menghindari abu merapi.

Bahkan bukan pula menyiapkan diri ikut Referendum Yogya.

Tapi semata-mata ingin mengabdikan diri secara penuh, kepada keluarga tercinta.

( Mau bilang ngopeni/Ngemong bayi malu )



Yak…..

Hampir lima bulan ini boro-boro ngeblog, blogwalking atau Update Blog.

Kadang baru megang Keyboard si-Dede udah ,”Owwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…….!”.

Sering pula baru nglirik Mouse yang kerlap-kerlip menggoda Teriakan Kencang menggema,” HOEEEEEE !!!”.

( Masa sih bayi 5 bulan udah bisa ngomong gitu ? )

He..he..he..he…. yang ini bukan suara si-dede, tapi suara Emak-nya Nyuruh ganti Pampers si-dede.



Maka Otomatis selama lima bulan ini aku Vakum di dunia Bloging. Entah berapa ribu surat dari fans mengalir tiada henti kayak air Pam. ( Yang ini bohong pasti. Pam kan sering mampet ! )

Dan baru kemarin kesadaran akan Blog yang telah lama kutinggalkan muncul.

Pasti karena berita SBY Sultan ?........ bukan !.

Tentang Sumiati ?..............................itu juga bukan !.

Atau Wikileaks ya ?............................itu juga bukan !.

Lalu apa Dong ???



Sabar….., semua itu karena istriku.

Loh emang Istrinya diriku menjadi berita ya ?

Emang Istrinya diriku Artis ya ? ………………… Bukan, walau secara Jujur wajahnya sih kayak artis.



Ya semua itu karena istriku sepulang dari pasar bilang bahwa Warteg mau dikenai Pajak.

Busyet !!! Udah Gila apa nih Pemerintahnya.

Ditengah kesulitan ekonomi seperti sekarang ini Pemerintah masih dengan Nekatnya mengeluarkan Kebijakan yang mencekik Rakyat.

Belum terlupa di Ingatan kita betapa Gempuran Tekstil dari Luar menggelontor tak terkendali hingga mengakibatkan Kolapsnya dunia perkonfeksian, korbannya rakyat kecil.

Lalu Kebijakan Subsidi BBM dengan segala Polesan Lipstiknya yang ternyata berujung melonjaknya harga bahan pokok, korbanya rakyat kecil.

Dan terakhir isu naiknya tariff listrik yang kembali memaksa harga yang sudah naik kembali naik lagi, korbanya rakyat kecil.

Lah sekarang Warteg dan sejenisnya mau dipungut Pajak, korbanya rakyat kecil.



Lalu kemana itu wakil rakyat ?

Masa kebijakan yang tak pro rakyat koq bisa lolos.

Apa bener kata Mbah Bejo kemarin dulu,” Kursi nek empuk biso gawe moto merem”.

( Kursi Empuk /Jabatan bisa membuat gelap mata/hati ).



Kalau begitu mulai besok Seluruh Pejabat, baik eksekutif , Legislatif dan Yudikatif saya serukan jangan pakai Kursi.

Terus pakai apa ? LESEHAN !!!

Walah malah anteng Turune…………,( Lelap Tidurnya ).

Maka tamatlah Indonesia.

Dan Jayus-jayus kecil tertawa ria.

…..OBYEKANNNN !!!!...... OBYEKANNNNNNNN !!!!!!!

Kamis, 22 Juli 2010

RATAPAN ANAK TIRI NEGERI

Dunia anak,
Ceria.
Penuh tawa.
Betulkah ?, atau ini mimpi.

Bukankah itu juga anak ?,
yang tiap pagi menengadahkan tangan di tiap perempatan penuh asap.
Bukankah ini juga anak ?,
yang masuk televisi bukan karena prestasi besar, tapi perutnya.
Bukankah dia juga anak ?,
yang berkotak kecil menjanjikan syurga dengan imbalan recehnya.
Bukankah mereka juga anak ?,
yang bersimbah peluh menyunggi karung ditengah dingin udara malam Pasar Kramatjati.
Bukankah ia juga anak ?,
yang meregang nyawa dirojok nafsu sang pemerkosa.

Dunia anak...
Penuh Isak.
Rintih lara, ini nyata.

Salah siapa ?
Salah Anjing di Dewan sana,
atau Babi yang bersarang di gedung Pemerintahan,
atau mungkin Tikus gendut di lorong-lorong kebijakan.

Atau bahkan kita....
yang merasa sudah berbuat,
Ternyata Belum.

Selasa, 01 Juni 2010

Hmmmmm........ URINE/DARAH


Judulnya aneh, itu kencing darah. Atau darah dikencingin.
Dua-duanya salah, apalagi kalau berpikiran ini drakula lagi kencing....

Ini tentang keluh kesah seseorang,
Seseorang yang dengan kesadaran teramat-amat tinggi akan kebersihan jakarta,
hingga ketika betapa sibuk kerjaannya, ia masih tetap menyempatkan membersihkan got-got disekitar ia tinggal.

Bukan hanya di depan tempat ia tinggal tapi dari ujung-keujung.
hampir tiap hari, di subuh gelap ketika yang lain masih terlelap.

Yang aneh, tiap orang lewat memanggilnya," BOS ! "
Lah bos kok bersihin got.
Tapi memang, ia seorang usahawan dengan puluhan Kios.
Malah ada beberapa Truk Expedisi segala macam. Tapi ia tetap bersahaja dan peduli dengan lingkungannya.

Tempat ia tinggal ada dilingkungan KUMUH Jakarta barat.
Dimana mayoritas penduduknya adalah pendatang dari segala macam suku dan bangsa.
Ada jawa, sunda, dayak, cina bahkan india. Semua campur aduk.

Tapi kebanyakan adalah cina dengan usaha konfeksinya,
mereka menempati deretan paling terdepan di gang,
dan dibelakangnya baru tempat tinggal para pendatang jawa-sunda berjubelan.

Lah kembali kesi-BOS, kenapa koq tinggal di daerah KUMUH tersebut.
"he..he..he..., ya karena disinilah saya bisa hidup, cari nafkah untuk anak istri".
Ohhhh, ternyata banyak Kiosnya melayani para buruh Konfeksi di rumah-rumah cina tersebut.

Ketika ditanya," Kerja bakti koq sendirian, subuh-subuh lagi ".
Jawabnya enteng," Sempetnya gini hari".
Lalu coba kukejar," Kalau siangan terus hari minggu kan warga lain bisa turun semua".
" Kata siapa ?!".

Sepuluh tahun ceritanya ia tinggal di lingkungan itu, hanya satu dua yang sadar akan kebersihan lingkungan. Yang lainnya merasa sudah cukup dengan membayar iuran RT/RW dan memberi Uang Rokok ketika ada kerja bakti. Padahal intinya bukan itu, sambungnya sambil menyeruput kopi kental kegemarannya, Kopi Luwak.

Lingkungan ini, jakarta ini butuh kebersamaan. Mimik wajahnya sangat serius ketika ia mengatakan ini.
Kebersamaan untuk menatanya, mengaturnya dan membersihkannya.
Kalau semua orang merasa dirinya sibuk, jadi bos dan cukup dengan membayar iuran RT/RW, lalu ketika kerja bakti hanya memberi uang rokok yang ternyata hanya masuk ke kantong pengurus maka tunggu Jakarta Ambruk.

Wahhhh, ngeri juga. Lalu dengan sedikit suara tertahan,
" Kalau sibuk, subuh-subuh mereka sibuk apa sih?. Cukup satu orang didepan rumah bersihkan got masing-masing paling lima menit selesai".
" Tak usah kerja bakti, nanti kalau kerja bakti jawaban mereka paling,.... wahhhh lembur nih gak bisa bantu. Ini uang rokok aja ya".
"Padahal didalam mereka nonton film terbaru di depan layar TV Plasma 40 inchi".

Waduhhh, kok sara nih pak ?
" Loh bukan ke orang dari XXXX saja lho, semua. Gak jawa, gak Sunda, gak China. Tapi khusus yang merasa BOS yang paling saya gak suka !".
" Lahhhh... kitanya nungging-nungging di Got depan rumah dia. Ehhh malah asyik baca koran. Lalu nongol kepalanya doang, lalu ngomong iya nih tiap hari banyak sampahnya. Kadang si-anu tuh buangnya sampah di got ".

" Emang si-Anu suka begitu ya pak ?", tanyaku.
" Mana bisa si-Anu buang bungkus PIZZA HUT, orang makan aja harus ngutang".
Memang kata bapak yang BOS tadi, sering ia menemukan bungkus-bungkus plastik dari Hypermarket terkenal. Yang tak mungkin orang kampung mengaksesnya.

" Lalu menurut Bapak baiknya gimana ?", tanyaku lagi.
" Ya itu. Luangkan waktu 5 menit di pagi hari bersihkan got masing-masing".

" Kalau mereka gak mau pak ??? ".
" Huuuhhhh, sekali-kali saya pingin cium bau darah mereka.
Bosan tiap hari dengan Pesingnya air kencing mereka !".

gambar dari sini

Rabu, 21 April 2010

VIVA MAFIOSO


Anggodo Tepuk dada,
Siapa Lu ?!!!

Kan dah Gue Bilang RI-1 dah Oke.
Mau gonjang-ganjing Negeri ini,
Amannnnnn.......
Duitttt......duiiiitttt

( kayaknya begitu isi hati Anggodo saat ini )

Hmmmmmm.......
Bakal Rumyam Negeri ini.
Berbagai badan penegak keadilan dibentuk,
Rontok juga pada akhirnya.

Kepolisian,.... gampang.
Kejaksaan,...... bisa diatur.
Pengadilan,..... he..he..he... ada koq orang kita.

KPK,.....
gak doyan duit kasih Cewek, apa sih susahnya.

SATGAS MAFIA HUKUM,.....
he...he...he....
Jangan-jangan hanya sebuah upaya Pencitraan kembali.

Jangan bilang sekarang Era Penegakan Hukum
Karena kembali sebuah Drama Lucu Pengadilan Negeri ini naik tayang
ANGGODO MENANG !!!!

Kelanjutannya ???
Tanya pada Pedang yang bergoyang....

Kamis, 25 Februari 2010

Di Test Oleh Malaikat


Judulnya serem,..
Tapi itu kenyataan.
Sebuah Kisah nyata yang sampai sekarang kerap mengganggu Fikiranku.

Siang itu, setelah petentang-petenteng mengamati berbagai Ukuran TV LCD yang di pajang di sebuah Toko di GLODOK.
Lalu basa-basi tanya tentang Spek sebuah TV Plasma 42 Inchi,
Yang anehnya diladeni dengan ramah dan telaten sama yang jaga.
Padahal Jujur penampilan hanya layak untuk TV Tabung itupun 14 Inchi, merk Cina lagi.

Salut tuk Orang yang satu itu, dah ganteng, sopan lagi.
Jadi naksir.... UPSSSS !!! ( jebul.... Gay ya? )
Jangan ngaco.., anakku kan Perempuan semua.
Bisa aja buat calon anakku.
( tapi koq njodohin sama penjaga toko ).
Kata siapa.. wong dia yang punya Toko.

Yuppss, Setelah Puas, Lihat-lihat. Kulangkahkan, yang tepat kuputar roda Motorku ke arah Senen. Tepatnya sebuah Hypermarket Segala Alat dan Keperluan terbesar di Jakarta. Letaknya di timur setasiun Kereta Api Senen.

Emang ada Hypermarket disana ???
Ada... PONCOL SUPERSTORE.
Mau cari apa aja ada. Baju Merk Luar negeri, Sepatu, Alat Musik, Perkakas Rumah tangga, sampai gantungan Kunci, Proyektor dan Pistol...geretan ada semua.
Bahkan cari Bekas Pacar juga ada..., ( yang bener mas ? )
Iya, kebetulan bekas pacar Jualan Baju bekas di sana.
Anak buahnya 15 orang..... Manthabsss.

Maksud hati mau nyari BRAKET LCD ukuran 42, harga baru 750-an.
Kalau di Poncol dengar-dengar hanya 200-an rebu.
( Mas emang TV-nya jadi beli ??? )
Belum, tapi persiapan.
Beli mobil aja bikin Garasi dulu, betul Gak ?

Ternyata...eh ternyata.
Setelah bolak balik gak ada itu barang.
Uhhhh dengan gontai aku jalan ke Parkiran.
Mungkin LCD TV-nya dulu yang dibeli, baru cari breketnya.
Kan Lucu belum beli Motor beli Helmnya.

Pas di parkiran.... Bresssssssss Hujan. ( bunyinya aneh bresss... )
Gak ada salahnya berteduh,.. sambil menyedot Sprite.
Ternyata sesuai iklannya, air langsung membasahi sekujur badan.
Jebul talangnya ambrol.... wk..kk..kk... kirain kayak iklannya.

...dan disitulah terpampang sebuah pemandangan yang membuat aku muak dengan Negeri ini.

Muak dengan Presiden,
Muak dengan Menteri Sosial,
dan Muak dengan Departemen Sosial.


Kerjanya apa sih mereka itu ???.

Sesosok wanita tua, berjalan dengan menyeret pantatnya, ( maaf ).
Beringsut ia dengan ditopang kedua tangan,
kakinya buntung satu.
Tanpa memedulikan hujan yang lebat ia menyebrang jalan, pelan.
Sesekali motor dan Bajaj berhenti mendadak untuk memberinya waktu.
Karena memang jalan Poncol sangat sempit.
lalu ia menepi di emperan kios penjual besi bekas.

Terketuk,
trenyuh.
kurogoh kusiapkan 5 ribuan,
namun dalam batin, aku ambil motorku dulu.
Baru setelah itu memberinya sambil jalan pulang.

Setelah kunaiki Motorku, walau Jok agak basah.
Kuhampiri posisi si-Ibu tadi.
Tapi entah dimana dia.
Secara nalar, dengan cara jalan dan fisik dia yang seperti itu.
Tak mungkin ia dapat pergi secepat itu.

Tempat aku parkir hanya 3 langkah dari ia duduk.
Dan hanya butuh waktu tak lebih puluhan detik ia telah menghilang.
Berdesir.... rasa di kuduk.
Apalagi setelah kutanya si Penjaga Parkir, ia tak melihatnya dari tadi.

Dan lebih terheran-heran setelah kuparkir kembali motorku untuk mencari jawab atas rasa penasaranku, tak ada gang untuk jalan ia pergi.
Dan hanya ada 1 Jawaban,
Ia Malaikat yang mengetesku.
ahhhhh.... kenapa tak langsung aku beri saja uang itu.
Sesal kini yang ada.

hmmmmm....
Mungkin ini gambaran Negeri ini.
Terbayang betapa banyak Bencana yang terlambat tertangani karena terlalu banyak pemikiran, pertimbangan dan perhitungan.

Yahhh... Sudahlah.
Sebuah kotak dari kaca akhirnya sasaran akhirku siang itu.
Semoga Sang Malaikat mau memaafkanku, memaafkan Negeri ini.

Ada kesadaran yang kian tertanam dalam batin,
Walau selama ini memang tak pernah ada kata " MAAF ", untuk setiap Pengemis,
Pengamen dan Peminta Sumbangan.

Karena Jujur, Akupun takut bila ALLAH yang Maha Kuasa berkata MAAF untuk Doaku.

Kini kesadaran baru tertanam lagi untuk tidak mengulur-ulur ketika Niat itu lahir dihati.

Rabu, 24 Februari 2010

Akhirnya Cerai Juga


Setelah sekian lama hidup bersama,
dalam satu ikatan yang saling mengerti,
Saling mengisi,
saling berbagi.

Pagi ini dengan berat hati aku Cerai Pasangan hidupku yang satu itu.

LOHHHH.....
Secepat itu mas ?
Mbok ya pikir-pikir dulu, nasehat teman dan keluarga.
Tapi keputusanku telah bulat.

Dengan berbekal Surat Kontrak.
LOH KAWIN KONTRAK YA ?
sssstttt... ntar dulu, jangan main Potong.

Terus Foto kopy KTP dan Materai Rp.6000,-
Tak lupa Uang Idhah buat belanja mantan bulan depan.

Setelah dengan dandanan yang agak dibuat klimis,
Dengan semangat yang memuncak kugeber Motor-ku.
Entah kecepatan berapa aku tak tau.
Yang kuingat JAGUAR kulewati,
BMW kusalip dengan enteng,
bahkan CBR keluaran terbaru kuasapi.
Tapi entah mengapa BAJAJ Oranye dengan knalpot nyaringnya berhasil ngepot didepanku.

LOH ?
Katanya ngebut, bisa nyalip BMW, CBR dan JAGUAR ama BAJAJ kok kalah.
Ya Iya wong CBR, BMW dan JAGUAR Parkir.

Singkat cerita....., enggak ding. Yang bener lama.
Aku dapatkan Nomor antrian no.99
di kertas tersebut tertulis PLASA TELKOM KOTA, antrian 40 nomor lagi.

Lah... koq makin gak jelas.
Ngurus Cerai kok di PLASA Telkom.
Bisa aja, wong yang tak cerai Si Siti Pede,
Pasangan Inetku selama ini.

Yap.... 2 jam mengantri akhirnya semua berjalan lancar.
Nomor 99 dipanggil dengan mesra.
Customer service-nya Cewek, LELA namanya.

" Kenapa koq mau Pisahan ?", tanyanya keibuan.
" Anu bu...., gak bisa ngasih Nafkah", jawabku tersipu malu.
" Alahhhh.... paling kamu selingkuh ya ?.
DEGGG.... loh koq tau ya kalau aku selama ini punya simpanan.
Memang Jujur kuakui, belakangan aku intim dengan si I'im.
Dan jujur juga kalau aku sering jalan dengan si Marti.

Dan karena wajahku yang aku buat memelas,
akhirnya Surat talak itu aku pegang.

" Nafkah bulan ini sudah dikasih mas ? ", tanya Bu Lela.
" Udah bu".
" Nafkah bulan depan harus dibayar juga ya ".
" Siap Bu".

Dan langkahku ringan meninggalkan Rumah mantan mertuaku.
Dalam batin, gak apa-apa yang penting masih ada si Marti dan si I-im.
Bahkan kemarin ada yang kirim salam,... namanya si euis.
Hmmmmm.... alangkah nikmat hidup ini.

Ket :
Si Marti baca : SMART
si I-im baca : IM2
si Euis baca : Axis

Kamis, 28 Januari 2010

Usaha Kecil Sekali


Posting dengan badan Pegel Linu sehabis ikut ( nonton ) demo.
Geregetannnn,...
Hati berdegup, berdetak,
kadang ketar-ketir.

Geregetan, karena telah datang jauh-jauh mau silaturahmi.
Eh yang punya rumah malah pergi.

Dag..dig..dug-nya terletup semangat, inget muda dulu.
Dengan semangat dan jiwa muda, mengemban suara rakyat.
Dan alhamdulilah, sekarangpun masih setia.
Apalagi sekarang telah menjadi sejatinya Rakyat.

Ketar-ketir karena sebentar-bentar banyak masa berlarian.
Takut terjadi bentrokan, tapi ternyata tidak.

Mengenai Rakyat, hal yang menjadi perhatian utamaku sebagai
penonton yang sekaligus nyemplung adalah Penolakan AFTA+China.
Karena ini hal yang akan sangat berpengaruh pada kehidupanku,
kehidupan tetanga-tetanggaku, dan terutama pelanggan warung istriku.

Yap, secara aku memang tinggal di Sentra Industri Konfeksi, dan Usaha
istriku adalah Warung kecil dengan pelanggan para Buruh Konfeksi dan sejenisnya.
Salah satu Poin Agreement yang masuk dalam kesepakatan
Afta+China adalah Textil dan Barang Turunannya.

Tak bisa dibayangkan betapa terpuruknya nasib para Pengusaha Konfeksi,
Buruh Penjahitnya, Bordirnya, Penjual Benangnya, Usaha Pasang kancingnya,
Para pengusaha Warungnya, Tukang gerobaknya, buruh Lipatnya, buruh Gosoknya,
dan yang lainnya.

Kadang aku gak tau, apakah mereka para pengambil kebijakan di Istana
sudah memikirkan sampai sejauh itu. Bahwa kebijakan yang mereka ambil
cepat atau lambat akan membunuh rakyatnya sendiri.

Pernah iseng, ngebel ke Istana Negara. Berniat mengajak makan malam para petinggi
di warung istriku. Dengan menu rakyat kecil yang katanya sudah makmur tapi
masih berkutat dengan Makanan Wajib, Nasi sayur dan Goreng Tempe.
Lalu duduk diteras mengamati kehidupan di Gang sempit Sawah Lio.
Untuk mencermati betapa suatu kebijakan berimbas Luas kepada kami.

Tapi jebul nyasar, yang ngangkat suara cewek bersuara merdu.
" Halo, Istana Boneka. Ada yang bisa kami bantu... Kreeekkkkk.

Tapi sudahlah, ada semangat baru. Yang sebenarnya kecil, timbul tenggelam.
Bahwa bangsa ini bangsa yang biasa menderita.
Saat ini tulang punggung Perekonomian Indonesia adalah UKM.
Nah bila Usaha Kecil dan menengah ini juga ambruk masih ada UKS.
Usaha Kecil Sekali.

Tanpa Modal, yang penting semangat dan keberanian Usaha.
Apa sihhhh ?
NGUUUTILLLLLL........,
Nodonnnng.....,
Ngrammmmpoook......,
Bukankah Lapas sekarang fasilitasnya sudah dan akan semakin diperbaiki, kata Patrialis Akbar.
Mending di Bui dapat makan, daripada di Luar tak bisa makan.

Gambar diambil disini

Selasa, 12 Januari 2010

WANG MAHA KUASA


Upsss salah judul.
Nggak juga.
Salah ketik, Bukan juga.
Lalu apa ?

Gak ada yang salah, memang judulnya benar WANG MAHA KUASA.
He.he..he.. plesetan UANG MAHA KUASA.
Loh koq Uang ?.
Bukannya yang Maha Kuasa hanya Allah ?
Betul, dan itu Haqiqi.

Tapi ini juga cerita nyata bahwa di Negeri yang berlandaskan pada Ketuhanan yang maha Esa, dan di dasari dengan Hukum ternyata yang berkuasa adalah WANG.

Hmmmm...... Sayup menghentak Iwan Fals dengan Pesawat tempurnya berteriak parau.
" Penguasa-penguasa. Berilah Hambamu Uang ! ".
Tau yang nyetel lagu Iwan Fals siapa, koq ya pas ama suasana hati.
Syairnya mantabhsss...penuh kritik sosial. Tapi ehhhh.... la koq diganti.
" Ada uang Abang disayang....", tulit-tulit disambut Alunan seruling maut iringi hentakan Kendang yang mendut-mendut.

Ya, ternyata memang benar adanya. Bahwa uang adalah Maha dari segala dewa.
Karena ia orang lupa segala,
Lupa anak,
Lupa Istri/Suami,
dan Lupa Iman. ( Tuhan kalah dalam periode ini, apalagi Hukum yang hanya ciptaan manusia ).

Adalah Lagu lama ketika Ekspos tentang Istana didalam Bui terungkap.
Karena semua sama-sama tahu,...
Kata penyanyai Dangdut lagi..,"T...S...T.... tahu sama tahu". ( Terus mang ampai
pagi ).
Benar, semua tau bahwa di setiap Tlatah Jajaran Kekuasaan di Negeri ini WANG yang berkuasa.
Bolehlah Kepala Kejaksaannya si Anu, tapi kalau ada uang ia yang berkuasa.
Bolehlah Kepala Pemerintahannya si Ono, tapi kalau ada Uang Cingcai-lah.
Bolehlah Kepala Polisinya si Eno, tapi kalau ada Uang.... bukan saya yang minta lohhh.....
Bolehlah Kepala Sipirnya si Entu, tapi kalau ada Uang... boleh Ngapling kan ? Ohhh...boleh-boleh.
Bolehlah si Dia istrinya si Entu, tapi kalau... upssss.....
yang ini DON TRY THIS AT YOUR LIFE.

Tapi sejijik-jijiknya diri ini memang begitulah keadaannya.
Lalu mau jadi apa Negeri ini....

OOOOOO......
DUNYO GONJANG GANJING
Tinggal tunggu Kuasa TUHAN berbicara.
dan tunggulah hingga saatnya Sang Maha-maha Berkuasa berfirman:
" OKELAH KALAU BEGITU !!! ".

Maka semua hening,
Senyap,
Rata....Lengang.
Dan tak lama kemudian,
" JAKSA UUURRRIIIIPPPP MAJU KAU !!!!"
" ARTALITAAAAAAAA SINI KAUUUUU !!!!!"
DI SINI UANGMU TAK BERLAKU !!!!!

dan melesaklah cemeti api sebesar tugu monas menghempaskan tubuh ringkih mereka.

Jumat, 01 Januari 2010

GITU AJA KOQ REPOT


Tahun 2009 telah berlalu,
Dengan aroma kemenyan menyeruak bumi dari dupa yang kemebul membawa harap.
Diselingi pijar kembang menyalak api.
Sementara walau lirih, doa atas Gusdur yang pergi meninggalkan alam fana tetap terdengar., khusyuk mendayu.

Budek...
Seneng...
Bingung...
Sumpek...
Sedih...
Campur aduk.

Selamat datang tahun baru,
Tahunnya yang baru.
Namun apakah nasib bisa baru, atau malah terjerembab semakin terpuruk.
Bukankah itu juga baru?.

Diujung genteng paling pojok,
Menengadah mencari tanda ilham.
Namun yang ada Gigi-gigi pongah tajam,
Yang dengan sombongnya semburkan Ludah apinya.

Yang ada hanya suka...,
yang nampak masgul dengan kecongkakanya.
Lalu dengan Berkacak pinggang menantang langit,
Awas Tuhan..... Langitmu kan ku Koyak.
Ciuuuuuuuuuuu.......
Horeeee...........
Duarrrrr....... hiyoooooooo

Hmmmmmmm......
Terserah kaulah.
Bukankah itu bukan Punyaku,
Namun tak bisakah kita sedikit mawas.
Apakah tak cukup Sang Kuasa memberi tanda.
Atau ingin tanda yang lebih nyata dari yang sesungguhnya Nyata.

Entahlah.
Diri memagut,
Yang terjadi terjadilah.
GITU AJA KOQ REPOT.

( Kerisauan batin, betapa bangsa ini ternyata tak mau belajar,
Bahkan ketika Bapaknya meninggal sekalipun, pesta musti berjalan )