Selasa, 29 Desember 2009

PEMERINTAHE PICEK ?


Lohhhh.....
Dingin-dingin gini kok Misuh.( Ngatain orang )
Seperti biasa, obrolan pagi di Warung istriku.
Kali ini Dulkimin asal Cilacap, yang sehari-harinya bekerja sebagai Buruh Konfeksi angkat bicara.

"Nah itukan Guwoblog. Belum dibuka Apta ( baca:AFTA ) aja barang dari luar udah kaya Sunami mbanjirin pasar. Ehhhhhh... ini dibuka plus Cina.
Apa nggak Picek mripate".

"Coba nanti kalau dah Resmi, barang dari Cina masuk bebas. Barang negeri kita gak bisa bersaing, konfeksi tutup, Warung juga tutup.......".

Wah ini gawat nih. Sudah masuk wilayah Keamanan dalam negeri, urusan dapur yang harus ngebul walau Dunia Gonjang-ganjing kayaknya terusik.

Mari coba kita merenung, kalau mau sambil ngopi biar nampak serius. Terus siapin Rokok Kretek. Yang perempuan sambil NGINANG Kapur sirih. ( Mbayangin blogger wanita pada Nyirih lucu kali ya... , lambene Ndobleh Merah ).

Siapkah Indonesia menghadapi AFTA, atau bahkan AFTA Plus China.
Sumber Daya Alam? ada.
Sumber Daya Manusia ? Banyak !.
Kemampuan SDM-nya ? he..he...he...
Tekhnologi ? Gak tau. Wong nyatanya Produk dalem negeri jarang terdengar.
Birokrasi ? Grrrrr...hhhhrrr. Bikin KTP aja repot apalagi ngurus izin Usaha.
Subsidi / Insentif Usaha dari Negara ? Boro-boro subsidi, di-PUNGLI memang iya.
Sarana-Prasarana ? Upsss... Listrik aja byarpet. Jalan banyak Lobang.

Ternyata, memang benar kata Dulkimin, Pemerintahnya Picek alias Buta.
Entah benar-benar Buta atau dibutakan sesuatu.

Husssss.... jangan sembarangan.
Lohhh kan bisa saja Delegasi China nego dengan Delegasi Indonesia.
Lalu masing-masing manggut-manggut.
"... CINGCAY LAHHHH,masa gitu aja lu gak bisa atur", kata si Engkoh dari Glodok.

Widihhhhhhhh,......
Jangan dehhhhhh.

( Gambaran : Negara sekuat Amerika yang jelas-jelas kuat SDM, Tekhnologi dan Birokrasi yang bersahabat untuk dunia Usaha. Berjuang mati-matian membatasi barang dari Luar negeri masuk ke Negaranya. Entah dengan berbagai Peraturan dan regulasi yang ketat, sampai berbagai Pajak tinggi untuk membuat Barang Dalam Negeri bisa tetap bisa bersaing ).

Senin, 28 Desember 2009

PINTU KEADILAN ITU TERKUAK


Hari ini, disiang yang sejuk bergelayut mendung ternyata membawa kesejukan pula di sanubari setiap insan pendamba Keadilan di Negeri ini.
Pengadilan Negeri Tanggerang Memutuskan BEBAS MURNI atas dakwaan RS OMNI.

Sebuah kasus yang bermula dari suara hati yang menyuarakan keluh kesah seorang ibu yang merasa dirugikan atas pelayanan sebuah Rumah Sakit bertaraf Internasional.

Kasus dimana sebuah Hak untuk menyampaikan Pendapat, kata hati dan Suara Jiwa telah coba di Kerangkeng oleh para Pemikir Kekuasaan untuk melindungi hak orang lain, katanya.

Syukur alhamdulilah, pintu Keadilan hari ini terkuak walau sedikit.
Kita harus sadar bahwa masih banyak Prita-prita lain di Luar sana.
Perjuangan belum berakhir,
Ini baru tapak kecil dari jalur Terjal yang harus kita lalui.
Jalur penuh Liku, penuh tipu.
Mewujudkan Sebuah Keadilan.

Rabu, 23 Desember 2009

CENGKRAMAN SI INET

Hampir sebulan tak Posting, kerjanya hanya muter-muter ngliatin tetangga yg lagi bengong ngliatin monitor. Yang satu, lagi nungging sambil Update status di Facebook. Yang satunya melototin Layar Blueberry sambil nge-Twiter,.... eh salah ya. Habis ini yang buatan China. Kalau yang asli kan Blackberry, yang plasu kan blueberry.

Ujung gang sana seorang teman nyengir kuda, jebul buka tab sampai tiga. Tab pertama facebook dengan account seorang gadis manis. Sementara tab kedua, gadis manis juga.... si Jasmine yang lagi tayang langsung alias 'live'. Dan tab terakhir nyangkut di 'hub' yang suka parno.

Yang parah, ada antrian panjang di depan loket melingker-lingker. Membuat petugas Loket tak henti mengetik di papan keyboard. Jebul setelah tak longok lagi ngedit Postingan blog.

Wuiiihhhhhhh,....
Eitttsssss.... belum selesai. Kang Iming, tukang Grobak, yang biasa ngangkutin sampah di seputaran Warung istriku tak kalah sibuk menekan tuts. Sambil nunggu Ibu-ibu yang belum setoran ( sampahnya ), ia meluangkan update status.
Ohhh,....maaf jebul main game di Hp. Katanya game download-an baru dari inet.

Akhirnya Sambil Ngupil, beneran ini. Musimnya kan lagi dingin sering ujan. Wajar Pilek, terus mengeras jadi upil. Dan Upil harus dibersihkan, karena kalau tak dibersihkan tunggu saja satu minggu kalau gak mampet itu hidung.

Kembali sambil ngupil, adalah nyata bahwa kita sudah semakin terjerat dengan dunia IT, dunia Maya. Cari pacar, browsing jejaring sosial . Cari Informasi tinggal klik. Mau belanja tinggal 'pejet'. Lagi dingin pingin panas tinggal 'tekan'.

Ngeluh..., kesel...,.... marah tinggal ngetik.
Nah....., ini yang kacau. Ngeluh sampai teriak satu RT-pun tentang layanan OMNI mungkin tak ada masalah.
Atau teriak-teriak "WARTAWAN BANG......!!!", dalam mobil kaya si Luna juga gak apa-apa. Paling si Supir mbatin, "Cantik-cantik Stress".

Nah ini pekerjaan Rumah buat kita semua. Sebaiknya seperti apa. Apakah rambu-rambu yang ada sudah cukup, dan tidak Ngaret. Atau memang sudah perlu dari mulai tingkat dasar ada PELAJARAN ETIKA BERINTERNET.

Rabu, 09 Desember 2009

KORUPSI, BUDAYA ?


Ini adalah Hasil Nguping di Pagi hari. Walau bukan nguping dalam arti sebenarnya, dimana Kuping ditempelin di Tembok menyaring Suara-suara Syahdu. ( teringat masa lalu nih ).

Tapi lebih tepat ikut ndengerin. Ya, ikut ndengerin obrolan pagi yang selalu hangat kebul-kebul, Sehangat Gorengan 'NDOMBYANG' mbak Nah.
Pagi itu Topiknya adalah Aksi Peringatan Hari Anti Korupsi yang siangnya akan dilaksanakan di Monas.

Mbah Slamet, langganan tak tetap warung istriku. ( Langganan koq gak tetap ?, Iya Si Mbah hanya makan kalau pas keliling Jualan Berbagai macam Sapu di sekitar wilayah Warung istriku ). Nyrocos menimpali Pembicara di METRO TV.

" Korupsi itu kan Budaya. Nah Budaya itu klangenan dan sulit dihilangkan",katanya sambil ngunyah 'NDOMBYANG' dengan mulut yang mangap-mangap susah kepanasan dan ditambah giginya yang Ompong.
" Budaya gimana mbah ?", tanyaku.
" Lah iya. Dimana - mana ada. Kan namanya membudaya.., ngetren kata cah muda sekarang".
" Dan itu sudah kaya seni, Klangenan, kebiasaan. Jadi susah di hilangkan".

Wah....
Tertegun aku.

Tapi kalau mau jujur memang sangat benar kata Mbah Slamet. Sesuatu yang sudah membudaya susah dihilangkan, malah kadang kitapun latah membenarkan.
Coba kita kaji lebih dalam namun dengan tataran sederhana.

Seorang Ibu menyuruh anaknya beli sesuatu ke Warung. Namun sang anak nampak begitu enggan. Lalu apa tindakan sang Ibu. " Nak, ini nanti kembaliannya buat kamu jajan ".

Atau seorang Pedagang Nasi yang beli kelapa di pasar. Sang pekerja sedang sibuk memarut kelapa yang telah lebih dulu dipesan oleh pembeli lain. Si Pedagang Nasi karena tak mau kelamaan sambil mendekat lalu berbisik," Saya diduluin ya. Nih buat Rokok".

Dan contoh-contoh lainnya yg masih banyak. Betapa baru sadar bahwa kita telah dari kecil di cekoki dengan cara-cara Korupsi. Lalu di pergaulan dan kehidupan keseharian begitu banyak tindak-tindak korupsi.

Tak ada yang salah melihat seseorang memberi salam tempel ke RT agar KTP-nya cepat jadi. Atau Ketika Kita dapat pesanan Kue, yang biasanya ukuran 4-5 gigitan harganya Rp.500,-. Mentang-mentang ada hajatan dengan harga sama dibuat ukuran hanya 3 gigitan.

Itu kenyataan, dan hebatnya lagi. Ketika kita menjadi korban Korupsi, bukannya kita melawan. Yang sering kita mencari konpensasi atas kerugian dari Korupsi tadi dengan tindakan lain yang merugikan orang lain lagi, KORUPSI BERANTAI.

Maka pada Hari Anti Korupsi se-Dunia ini. Betapa kesadaran bahwa BUDAYA KORUPSI sudah mendarah daging di Masyarakat kita. Perlu ada Usaha bersama tiada henti untuk melawan dan menghilangkan Budaya itu. Bukan dengan Hukum, bukan dengan aturan. Tapi dengan BUDAYA juga. Yaitu budaya ANTI KORUPSI.

Peraturan dan Hukum bisa seketat dan sekeras mungkin. Tapi bila Budaya Korupsi masih bercokol, mereka hanya berganti Topeng dan cara.

WASPADALAH....
Waspadalah....

Minggu, 06 Desember 2009

PEMUTIHAN KASUS KORUPSI


Tak seperti biasanya, Istana Negara pagi itu begitu meriah. Penuh Hiasan warna-warni, banyak bunga disana-sini. Indah, terbuka dan begitu hangat.
Penjaga Keamanan yang biasanya pasang muka serem juga Nampak lain. Senyumnya merekah seperti Kue Bolu Kukus yang hangat kebul-kebul. Baunya wangi semerbak, dengan setelan batik dan Sarung Samarinda menyalami para tamu yang Nampak tiada henti hilir mudik.

Memang Nampak begitu lain, begitu istimewa. Apalagi bila mengamati para tamu yang hadir.

Di deretan kursi kehormatan duduk dengan diapit ketua KPK non aktif Antasari Azhar dan Mantan Kabareskrim Soesno adji adalah ANGGORO yang kemarin katanya buronan kasus Bank Century. Mereka Nampak begitu akrab.
Sementara itu di atas Podium SBY sedang bercengkrama dengan Sang Besan, didampingi TETEN Masduki. Didepannya duduk lesehan di atas Podium GUSDUR, Mbak Mega dan Pak Amin.

Semuanya tampak akrab, sumringah dan ramai. Apalagi sesekali ada celotehan lucu dari barisan tengah yang terdiri dari para Gubernur, Bupati dan anggota DPR, DPRD yang dikabarkan tersangkut masalah Korupsi membicarakan kesan dan kenangan mereka ketika melakukan tindak Pidana Korupsi.

Tak jauh dari situ, Artalita sesekali tertawa keras sambil ngobrol dengan Kejagung. Dan di pojokan Anggodo sedang mengatur tata letak Podium, sambil sesekali membenarkan sebuah Spanduk Raksasa yang tak terikat kuat hingga kadang terkiwir-kiwir tertiup angin.

Sungguh… Suatu pemandangan yang sangat Luar biasa. Betapa tidak. Orang-orang yang selama ini bergontok-gontokan saling tuduh, saling bela, saling mungkir masalah korupsi. Bisa saling akur.

Dan yang lebih mengagetkan. Ketika acara dibuka, satu persatu undangan naik Podium utk menyampaikan sambutan ada beberapa Tokoh yang selama ini Nampak bersih dengan lantang mengakui pernah melakukan “NGENTIT “ duit Negara.

Wahhhhhh…… APA GERANGAN INI. Koq mereka sekarang begitu JUJUR, KSATRIA dan TERBUKA. Tidak seperti biasanya, dengan Klimputan Nipu sana-sini. Bohong ini itu.

Ternyata dan Tak lain, acara di Istana Negara adalah PENCANANGAN PEKAN PEMUTIHAN KASUS KORUPSI NASIONAL. Bahwa selama sepekan dibuka kesempatan seluas-luasnya kepada siapapun Pelaku Korupsi di seluruh Pelosok Negeri ini untuk memutihkan masalah Korupsi yang dilakukannya. Semuanya Bebas, dan tanpa tuntutan apapun termasuk keharusan mengembalikan hasil Korupsinya. Yang penting NGAKU dan janji GAK akan NGULANGIN lagi.

Dan bagi yang Korupsi tapi gak ketahuan dan mau ngaku, Maka Pangkat dan Gajinya akan dinaikan. Maka tak heran Gagasan PEKAN PEMUTIHAN KASUS KORUPSI NASIONAL itu mendapat sambutan yang sangat-sangat luar biasa. Tidak saja di Jakarta tapi hingga pelosok penjuru negeri, para pelaksana Pemerintahan hingga yang hanya jadi tukang sapu kantornya, bahkan yang hanya pernah numpang bikin surat keterangan di balaidesa.

Semua saling berebut untuk memutihkan urusannya. Mumpung gratis, dan dapat Hadiah lagi.
1. Yang hanya menyogok dapat KOMPOR GAS.
2. Yang pernah menyuap Untuk TENDER, dapat MAGIC JAR.
3. Yang pernah main mata dengan POLISI, JAKSA dan HAKIM dapat DVD Player.
4. Yang pernah Curang TENDER, dapat RUMAH Type C90 di Perumahan terdekat.
( hadiah berlaku untuk yang menyuap dan yang disuap, yg penting sama-sama ngaku )

Akupun tak ketinggalan antri di kelurahan setempat. Jujur aku pernah nyuap Pak RT, soale KTP-ku tak tulis PERJAKA biar bisa kawin lagi. Dan ternyata antriannya luar biasa. Melebihi dari pembagian Zakat dan daging Qurban. Sebagian bisa tertib, sebagian seperti biasa berusaha menyerobot, termasuk aku.

Ketika ada kesempatan, aku meyeruak antrian. Aku dorong yang didepan. Ternyata yang didepan bertahan. Mendadak dari samping mendorong dengan keras. Aku yang konsentrasi akan maju tak menyangka dapat dorongan maka terjerembab ke samping. Dan apesnya disitu ada GOT, terjeburlah aku.

Dan ternyata, aku terbangun dengan badan basah kuyub tersiram air hujan yang tampias karena lupa menutup Krei. JEBUL MIMPI. OALAHHHHH,….. Kirain.

Andai itu kenyataan….