Selasa, 29 Desember 2009

PEMERINTAHE PICEK ?


Lohhhh.....
Dingin-dingin gini kok Misuh.( Ngatain orang )
Seperti biasa, obrolan pagi di Warung istriku.
Kali ini Dulkimin asal Cilacap, yang sehari-harinya bekerja sebagai Buruh Konfeksi angkat bicara.

"Nah itukan Guwoblog. Belum dibuka Apta ( baca:AFTA ) aja barang dari luar udah kaya Sunami mbanjirin pasar. Ehhhhhh... ini dibuka plus Cina.
Apa nggak Picek mripate".

"Coba nanti kalau dah Resmi, barang dari Cina masuk bebas. Barang negeri kita gak bisa bersaing, konfeksi tutup, Warung juga tutup.......".

Wah ini gawat nih. Sudah masuk wilayah Keamanan dalam negeri, urusan dapur yang harus ngebul walau Dunia Gonjang-ganjing kayaknya terusik.

Mari coba kita merenung, kalau mau sambil ngopi biar nampak serius. Terus siapin Rokok Kretek. Yang perempuan sambil NGINANG Kapur sirih. ( Mbayangin blogger wanita pada Nyirih lucu kali ya... , lambene Ndobleh Merah ).

Siapkah Indonesia menghadapi AFTA, atau bahkan AFTA Plus China.
Sumber Daya Alam? ada.
Sumber Daya Manusia ? Banyak !.
Kemampuan SDM-nya ? he..he...he...
Tekhnologi ? Gak tau. Wong nyatanya Produk dalem negeri jarang terdengar.
Birokrasi ? Grrrrr...hhhhrrr. Bikin KTP aja repot apalagi ngurus izin Usaha.
Subsidi / Insentif Usaha dari Negara ? Boro-boro subsidi, di-PUNGLI memang iya.
Sarana-Prasarana ? Upsss... Listrik aja byarpet. Jalan banyak Lobang.

Ternyata, memang benar kata Dulkimin, Pemerintahnya Picek alias Buta.
Entah benar-benar Buta atau dibutakan sesuatu.

Husssss.... jangan sembarangan.
Lohhh kan bisa saja Delegasi China nego dengan Delegasi Indonesia.
Lalu masing-masing manggut-manggut.
"... CINGCAY LAHHHH,masa gitu aja lu gak bisa atur", kata si Engkoh dari Glodok.

Widihhhhhhhh,......
Jangan dehhhhhh.

( Gambaran : Negara sekuat Amerika yang jelas-jelas kuat SDM, Tekhnologi dan Birokrasi yang bersahabat untuk dunia Usaha. Berjuang mati-matian membatasi barang dari Luar negeri masuk ke Negaranya. Entah dengan berbagai Peraturan dan regulasi yang ketat, sampai berbagai Pajak tinggi untuk membuat Barang Dalam Negeri bisa tetap bisa bersaing ).

Senin, 28 Desember 2009

PINTU KEADILAN ITU TERKUAK


Hari ini, disiang yang sejuk bergelayut mendung ternyata membawa kesejukan pula di sanubari setiap insan pendamba Keadilan di Negeri ini.
Pengadilan Negeri Tanggerang Memutuskan BEBAS MURNI atas dakwaan RS OMNI.

Sebuah kasus yang bermula dari suara hati yang menyuarakan keluh kesah seorang ibu yang merasa dirugikan atas pelayanan sebuah Rumah Sakit bertaraf Internasional.

Kasus dimana sebuah Hak untuk menyampaikan Pendapat, kata hati dan Suara Jiwa telah coba di Kerangkeng oleh para Pemikir Kekuasaan untuk melindungi hak orang lain, katanya.

Syukur alhamdulilah, pintu Keadilan hari ini terkuak walau sedikit.
Kita harus sadar bahwa masih banyak Prita-prita lain di Luar sana.
Perjuangan belum berakhir,
Ini baru tapak kecil dari jalur Terjal yang harus kita lalui.
Jalur penuh Liku, penuh tipu.
Mewujudkan Sebuah Keadilan.

Rabu, 23 Desember 2009

CENGKRAMAN SI INET

Hampir sebulan tak Posting, kerjanya hanya muter-muter ngliatin tetangga yg lagi bengong ngliatin monitor. Yang satu, lagi nungging sambil Update status di Facebook. Yang satunya melototin Layar Blueberry sambil nge-Twiter,.... eh salah ya. Habis ini yang buatan China. Kalau yang asli kan Blackberry, yang plasu kan blueberry.

Ujung gang sana seorang teman nyengir kuda, jebul buka tab sampai tiga. Tab pertama facebook dengan account seorang gadis manis. Sementara tab kedua, gadis manis juga.... si Jasmine yang lagi tayang langsung alias 'live'. Dan tab terakhir nyangkut di 'hub' yang suka parno.

Yang parah, ada antrian panjang di depan loket melingker-lingker. Membuat petugas Loket tak henti mengetik di papan keyboard. Jebul setelah tak longok lagi ngedit Postingan blog.

Wuiiihhhhhhh,....
Eitttsssss.... belum selesai. Kang Iming, tukang Grobak, yang biasa ngangkutin sampah di seputaran Warung istriku tak kalah sibuk menekan tuts. Sambil nunggu Ibu-ibu yang belum setoran ( sampahnya ), ia meluangkan update status.
Ohhh,....maaf jebul main game di Hp. Katanya game download-an baru dari inet.

Akhirnya Sambil Ngupil, beneran ini. Musimnya kan lagi dingin sering ujan. Wajar Pilek, terus mengeras jadi upil. Dan Upil harus dibersihkan, karena kalau tak dibersihkan tunggu saja satu minggu kalau gak mampet itu hidung.

Kembali sambil ngupil, adalah nyata bahwa kita sudah semakin terjerat dengan dunia IT, dunia Maya. Cari pacar, browsing jejaring sosial . Cari Informasi tinggal klik. Mau belanja tinggal 'pejet'. Lagi dingin pingin panas tinggal 'tekan'.

Ngeluh..., kesel...,.... marah tinggal ngetik.
Nah....., ini yang kacau. Ngeluh sampai teriak satu RT-pun tentang layanan OMNI mungkin tak ada masalah.
Atau teriak-teriak "WARTAWAN BANG......!!!", dalam mobil kaya si Luna juga gak apa-apa. Paling si Supir mbatin, "Cantik-cantik Stress".

Nah ini pekerjaan Rumah buat kita semua. Sebaiknya seperti apa. Apakah rambu-rambu yang ada sudah cukup, dan tidak Ngaret. Atau memang sudah perlu dari mulai tingkat dasar ada PELAJARAN ETIKA BERINTERNET.

Rabu, 09 Desember 2009

KORUPSI, BUDAYA ?


Ini adalah Hasil Nguping di Pagi hari. Walau bukan nguping dalam arti sebenarnya, dimana Kuping ditempelin di Tembok menyaring Suara-suara Syahdu. ( teringat masa lalu nih ).

Tapi lebih tepat ikut ndengerin. Ya, ikut ndengerin obrolan pagi yang selalu hangat kebul-kebul, Sehangat Gorengan 'NDOMBYANG' mbak Nah.
Pagi itu Topiknya adalah Aksi Peringatan Hari Anti Korupsi yang siangnya akan dilaksanakan di Monas.

Mbah Slamet, langganan tak tetap warung istriku. ( Langganan koq gak tetap ?, Iya Si Mbah hanya makan kalau pas keliling Jualan Berbagai macam Sapu di sekitar wilayah Warung istriku ). Nyrocos menimpali Pembicara di METRO TV.

" Korupsi itu kan Budaya. Nah Budaya itu klangenan dan sulit dihilangkan",katanya sambil ngunyah 'NDOMBYANG' dengan mulut yang mangap-mangap susah kepanasan dan ditambah giginya yang Ompong.
" Budaya gimana mbah ?", tanyaku.
" Lah iya. Dimana - mana ada. Kan namanya membudaya.., ngetren kata cah muda sekarang".
" Dan itu sudah kaya seni, Klangenan, kebiasaan. Jadi susah di hilangkan".

Wah....
Tertegun aku.

Tapi kalau mau jujur memang sangat benar kata Mbah Slamet. Sesuatu yang sudah membudaya susah dihilangkan, malah kadang kitapun latah membenarkan.
Coba kita kaji lebih dalam namun dengan tataran sederhana.

Seorang Ibu menyuruh anaknya beli sesuatu ke Warung. Namun sang anak nampak begitu enggan. Lalu apa tindakan sang Ibu. " Nak, ini nanti kembaliannya buat kamu jajan ".

Atau seorang Pedagang Nasi yang beli kelapa di pasar. Sang pekerja sedang sibuk memarut kelapa yang telah lebih dulu dipesan oleh pembeli lain. Si Pedagang Nasi karena tak mau kelamaan sambil mendekat lalu berbisik," Saya diduluin ya. Nih buat Rokok".

Dan contoh-contoh lainnya yg masih banyak. Betapa baru sadar bahwa kita telah dari kecil di cekoki dengan cara-cara Korupsi. Lalu di pergaulan dan kehidupan keseharian begitu banyak tindak-tindak korupsi.

Tak ada yang salah melihat seseorang memberi salam tempel ke RT agar KTP-nya cepat jadi. Atau Ketika Kita dapat pesanan Kue, yang biasanya ukuran 4-5 gigitan harganya Rp.500,-. Mentang-mentang ada hajatan dengan harga sama dibuat ukuran hanya 3 gigitan.

Itu kenyataan, dan hebatnya lagi. Ketika kita menjadi korban Korupsi, bukannya kita melawan. Yang sering kita mencari konpensasi atas kerugian dari Korupsi tadi dengan tindakan lain yang merugikan orang lain lagi, KORUPSI BERANTAI.

Maka pada Hari Anti Korupsi se-Dunia ini. Betapa kesadaran bahwa BUDAYA KORUPSI sudah mendarah daging di Masyarakat kita. Perlu ada Usaha bersama tiada henti untuk melawan dan menghilangkan Budaya itu. Bukan dengan Hukum, bukan dengan aturan. Tapi dengan BUDAYA juga. Yaitu budaya ANTI KORUPSI.

Peraturan dan Hukum bisa seketat dan sekeras mungkin. Tapi bila Budaya Korupsi masih bercokol, mereka hanya berganti Topeng dan cara.

WASPADALAH....
Waspadalah....

Minggu, 06 Desember 2009

PEMUTIHAN KASUS KORUPSI


Tak seperti biasanya, Istana Negara pagi itu begitu meriah. Penuh Hiasan warna-warni, banyak bunga disana-sini. Indah, terbuka dan begitu hangat.
Penjaga Keamanan yang biasanya pasang muka serem juga Nampak lain. Senyumnya merekah seperti Kue Bolu Kukus yang hangat kebul-kebul. Baunya wangi semerbak, dengan setelan batik dan Sarung Samarinda menyalami para tamu yang Nampak tiada henti hilir mudik.

Memang Nampak begitu lain, begitu istimewa. Apalagi bila mengamati para tamu yang hadir.

Di deretan kursi kehormatan duduk dengan diapit ketua KPK non aktif Antasari Azhar dan Mantan Kabareskrim Soesno adji adalah ANGGORO yang kemarin katanya buronan kasus Bank Century. Mereka Nampak begitu akrab.
Sementara itu di atas Podium SBY sedang bercengkrama dengan Sang Besan, didampingi TETEN Masduki. Didepannya duduk lesehan di atas Podium GUSDUR, Mbak Mega dan Pak Amin.

Semuanya tampak akrab, sumringah dan ramai. Apalagi sesekali ada celotehan lucu dari barisan tengah yang terdiri dari para Gubernur, Bupati dan anggota DPR, DPRD yang dikabarkan tersangkut masalah Korupsi membicarakan kesan dan kenangan mereka ketika melakukan tindak Pidana Korupsi.

Tak jauh dari situ, Artalita sesekali tertawa keras sambil ngobrol dengan Kejagung. Dan di pojokan Anggodo sedang mengatur tata letak Podium, sambil sesekali membenarkan sebuah Spanduk Raksasa yang tak terikat kuat hingga kadang terkiwir-kiwir tertiup angin.

Sungguh… Suatu pemandangan yang sangat Luar biasa. Betapa tidak. Orang-orang yang selama ini bergontok-gontokan saling tuduh, saling bela, saling mungkir masalah korupsi. Bisa saling akur.

Dan yang lebih mengagetkan. Ketika acara dibuka, satu persatu undangan naik Podium utk menyampaikan sambutan ada beberapa Tokoh yang selama ini Nampak bersih dengan lantang mengakui pernah melakukan “NGENTIT “ duit Negara.

Wahhhhhh…… APA GERANGAN INI. Koq mereka sekarang begitu JUJUR, KSATRIA dan TERBUKA. Tidak seperti biasanya, dengan Klimputan Nipu sana-sini. Bohong ini itu.

Ternyata dan Tak lain, acara di Istana Negara adalah PENCANANGAN PEKAN PEMUTIHAN KASUS KORUPSI NASIONAL. Bahwa selama sepekan dibuka kesempatan seluas-luasnya kepada siapapun Pelaku Korupsi di seluruh Pelosok Negeri ini untuk memutihkan masalah Korupsi yang dilakukannya. Semuanya Bebas, dan tanpa tuntutan apapun termasuk keharusan mengembalikan hasil Korupsinya. Yang penting NGAKU dan janji GAK akan NGULANGIN lagi.

Dan bagi yang Korupsi tapi gak ketahuan dan mau ngaku, Maka Pangkat dan Gajinya akan dinaikan. Maka tak heran Gagasan PEKAN PEMUTIHAN KASUS KORUPSI NASIONAL itu mendapat sambutan yang sangat-sangat luar biasa. Tidak saja di Jakarta tapi hingga pelosok penjuru negeri, para pelaksana Pemerintahan hingga yang hanya jadi tukang sapu kantornya, bahkan yang hanya pernah numpang bikin surat keterangan di balaidesa.

Semua saling berebut untuk memutihkan urusannya. Mumpung gratis, dan dapat Hadiah lagi.
1. Yang hanya menyogok dapat KOMPOR GAS.
2. Yang pernah menyuap Untuk TENDER, dapat MAGIC JAR.
3. Yang pernah main mata dengan POLISI, JAKSA dan HAKIM dapat DVD Player.
4. Yang pernah Curang TENDER, dapat RUMAH Type C90 di Perumahan terdekat.
( hadiah berlaku untuk yang menyuap dan yang disuap, yg penting sama-sama ngaku )

Akupun tak ketinggalan antri di kelurahan setempat. Jujur aku pernah nyuap Pak RT, soale KTP-ku tak tulis PERJAKA biar bisa kawin lagi. Dan ternyata antriannya luar biasa. Melebihi dari pembagian Zakat dan daging Qurban. Sebagian bisa tertib, sebagian seperti biasa berusaha menyerobot, termasuk aku.

Ketika ada kesempatan, aku meyeruak antrian. Aku dorong yang didepan. Ternyata yang didepan bertahan. Mendadak dari samping mendorong dengan keras. Aku yang konsentrasi akan maju tak menyangka dapat dorongan maka terjerembab ke samping. Dan apesnya disitu ada GOT, terjeburlah aku.

Dan ternyata, aku terbangun dengan badan basah kuyub tersiram air hujan yang tampias karena lupa menutup Krei. JEBUL MIMPI. OALAHHHHH,….. Kirain.

Andai itu kenyataan….

Kamis, 12 November 2009

DPR...., KOMODO ?


Setelah lama menunggu, tentang gonjang-ganjing Negeri ini. Akhirnya keluar juga sang wakil rakyat dari sarangnya.

Ada harapan adiluhung, bahwa sebagai wakil rakyat tentu ia adalah pencerminan suara rakyat yang banyak terdengar. Paling tidak menyambung lidah rakyat, atau paling jauh nyerempet dikit suara rakyat.

Ehhhhhhhhhh..., ternyata oh ternyata. Yang keluar Komodo. Dengan garang menantang TPF BIBIT CHANDRA utk adu debat. Bukan menggandengnya, lalu bersinergi dan kerjasama. Dan yang lebih hebat, Komodonya bisa ganti kulit bersikap manis ketika Rapat kerja dengan Jaksa Agung dan Kapolri.

Loh koq Komodo ?
Ya, ini pas saya kira. Setelah Cicak, Buaya dan sekarang Komodo. Diam, pelan tapi Happpppssss... sekali sergap musnah kehidupan. Jangankan yang kegigit, yg terkena air liurnya saja kelenger dan mati.

Lalu kenapa bisa seperti ini?
Adakah skenario terselubung ?
Hmmmmmmmmmm........ ONO KEBUL PASTI ONO GENINE ( ada asap ada apinya ).

Terawangan Mbah Bejo, tetangga sebelah adalah sebagai berikut.

"Ini Korupsi Massal, Semua RESEN ( kebagian ). Ya Pulisi, Ya Jaksa, Ya DPR, malah PresiXXX. Jadi jangan ngarep masalah ini kelar kalau tak ada GORO-GORO.
Anggodo-Anggoro tak bakalan ditangkep. Karena kalau mereka ditangkep maka semua kena. Bisa penuh penjara di negeri ini.

DPR juga sekarang bukan Dewan Perwakilan Rakyat, tapi dewan penipu rakyat atau dewan pengkhianat rakyat. Mereka itu taunya cari duit, rakyat hanya GEDIBAL ( kotoran yg melekat di kaki/alas kaki )".


Wahhhhhhh.... sebegitu parahkah ?.

Kamis, 05 November 2009

CICAK, BUAYA lalu kemudian APA ?


Edan......
Setelah CICAK dan BUAYA kita kira telah masuk ke babak baru yang Insya Allah semakin terang. Ternyata tetap dibayangi kemungkinan-kemungkinan kasus ini akan gagal dan teronggok begitu saja.

Loh koq Pesimis .....

Ya. Bagaimana tidak. Tokoh sentral yang seharusnya bisa memainkan Peran utama dalam masalah ini justru sembunyi dengan alasan Hukum. Malah membentuk TPF, yang ternyata segala Anjurannya juga tak di laksanakan sama sekali. SBY ternyata memang sangat LEMAH, kalau tak bisa dibilang LEMBUT bahkan LOYO.

Kemudian ditambah Kinerja KEPOLISIAN yang ternyata sangat kentara DUALISME kebijakannya dalam menangani suatu Kasus. Salah satu Bukti, terhadap BIBIT CHANDRA Kepolisian Negara ini dengan percaya diri menahannya dengan alasan Takut melarikan diri, Suka ngoceh mempengaruhi Opini Publik, atau bahkan dikwatirkan menghilangkan Barang Bukti. Padahal kita semua tahu siapa BIBIT CHANDRA.

Nah terhadap ANGODO yang nyata-nyata menyerahkan Uang 5 Milyar untuk menyelesaikan kasus Abangnya si Buronan CENTURY, Anggoro. Dan terbukti ada niat untuk mengkriminalkan KPK lewat Bukti rekaman yg kemarin kita dengar di Mahkamah Konstitusi. Polisi tak berani menunjukkan Taringnya. Dengan alasan tak cukup barang bukti dan alasan penahan, anggodo tetap bebas berlenggang kangkung.

Ditambah Kabareskrim-nya, mengundurkan diri. Semacam ada permainan lagi di Kepolisian. Jangan-jangan ANGGODO masih punya Power dan mengancam, kalau dia ditahan akan dibuka semua. Hancurlah nama Kepolisian, Semoga ini tidak.

Dan yang paling FATAL. Menteri Hukum Negara ini, PATRIALIS AKBAR sebagai kepanjangan tangan Presiden dengan lantang menanyakan apakah ada hubungan Pemutaran Rekaman Skandal Anggodo dengan pengajuan hukum yang diajukan BIBIT-CHANDRA lewat Mahkamah Konstitusi.

SHITTTTT.......
Konstitusi Prosedural.
Yang walaupun nyata-nyata terpampang di depan mata, tapi bila tak lewat Prosedur dengan Hukum Positif negeri ini, semua tak ada arti.
Lalu dimana Hati nurani Keadilan mereka ?
Dimana Mata batin kebenaran mereka ?

Sebuah tanda tanya besar menggantung diatas Langit Negeri ini.
Akankah Hukum menjadi Juru adil,
Ataukah Uang yang akan mengadili Hukum.

Jawabnya jangan kau tanya kepada Rumput yang bergoyang.
Karena sekarang sang rumput telah kering terbakar.

Sabtu, 31 Oktober 2009

SOEMPAH PEMOEDA


Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Miris.......
Di Saat yang bersamaan Para Petinggi Negeri
Dengan Bangga mendengungkan.....

" NATIONAL SUMMIT ".

Bahasa Indonesia.
Teronggok di Tong Sampah,
tak berharga.

Jumat, 30 Oktober 2009

SOMASI untuk PAK PRESIDEN ( direktur )


Kepada Yth.
Bapak Suswoyo abang Yudarso
Presiden Direktur PT. Indonesia Maju Sentosa
Di Tempat.

Dengan Hormat,
Bapak Suswoyo abang Yudarso yang saya Hormati, Kami adalah Konsumen Perusahaan Bapak yang setia. Dari Kakek-nenek, bahkan Buyut moyang turun temurun hingga tujuh turunan bahkan lebih merupakan Pelanggan setia dari Perusahaan yang Bapak pimpin. Bahkan dulu ketika Perusahaan ini baru dibentukpun Pendahulu kami ikut mendirikannya walau hanya ikut mananam saham kecil-kecilan berupa modal perjuangan di Medan laga.

Tapi belakangan ini sebagai Konsumen dan Pelanggan setia Perusahaan, kami sangat dibohongi dan tak terpuaskan dengan segala pelayanan buruk dari perusahaan Bapak.

Betapa tidak, Sebagai Pelanggan kami selalu menaati segala Peraturan yang dikeluarkan Perusahaan. Kami juga Rajin dan tak pernah telat membayar Iuran Wajib dan segala Pembayaran atas Layanan yang Perusahaan bapak berikan, walau pelayanan tadi jauh dari memuaskan dan lebih banyak mengecewakan. Sungguh sangat jauh dari Iklan yang Perusahaan bapak muat di Media Cetak dan Tv.

Contoh kecil walau sebenarnya sangat besar karena berdampak terhadap kelangsungan hidup kami.

1. Listrik sebagai Sumber Energi utama sering byar Pet, padahal untuk pembayaran kami selalu tepat karena Telat sedikit pasti langsung diputus, walau dapat di-NEGO asal ada uang ROKOK-nya.

2. Elpiji ( LPG ), yang oleh perusahan Bapak dipaksakan kepada kami untuk menggantikan Minyak tanah yang sudah biasa kami pakai untuk sehari-hari dan usaha warung kami. Kini kian susah didapat, kalaupun ada harganya merambat naik tak terkendali.


3. Pendidikan, memang Perusahaan Bapak telah membebaskan biaya untuk Pendidikan dasar, tapi ketika anak kami harus melanjutkan ke SMA biaya yang harus kami tanggung begitu besar. Belum bila harus Kuliah nanti, karena Perguruan Tinggi sekarang juga telah GO PUBLIC dan bukan lagi sebagai Layanan Tambahan dari Perusahaan Bapak.

4. Perizinan. Banyak Pungutan Liar dimana-mana. Biaya-biaya untuk perizinan juga jauh dari yang tertulis. Pengurusannya juga tak TRANSPARAN dan yang ngurusin juga banyak hingga biaya yang dikeluarkan otomatis semakin banyak. Bagaimana kami bias berusaha maju bila perizinan susah.


5. Kepastian Layanan. Sekarang Kami dilanda kebingungan. Ketika kami akan mencari kepastian Hukum, Anak Perusahaan Bapak saling lempar tanggung Jawab. Saling menuduh dan saling menyerang. Akhirnya kami yang jadi korban, kemana kami mengadukan permasalahan kami karena tak ada kepastian yang pasti.

6. Aturan yang berubah-ubah. Sebagai Pelanggan kami sering dirugikan oleh aturan Perusahaan yang tak tetap. Pernah kami menyewa LOS USAHA dari Anak Perusahaan Bapak, segala biaya sudah kami bayar. Tapi selang beberapa waktu Orang dari Anak Perusahaan Bapak yang lain membongkarnya karena menyalahi aturan. Sebenarnya yang benar seperti apa ?.

Demikian keluhan kami, besar harapan kami agar segera ditindak lanjuti. Sebagai tambahan, Rencana KENAIKAN GAJI para PENGURUS PERUSAHAAN semoga tak berimbas kepada Naiknya PUNGUTAN dan BIAYA atas layanan dari Perusahaan Bapak. Perbaiki dulu Layanan, baru Ongkos dan biaya naikpun kami pasti bersedia.

Bila dalam waktu 3 X umur saya, tuntutan tadi tak segera diperbaiki maka kami dengan terpaksa akan pindah ke Perusahaan sebelah, PT. MALILINGSIA ABADI. Karena mereka menjanjikan layanan yang lebih baik. Dan saat ini sedang ada Promo Discount besar-besaran.

Dari Pelanggan Setia,
( Nama & Identitas ada di Rumah Redaksi )

Selasa, 13 Oktober 2009

MONUMEN BATU/OTAK BATU



Pasti mikirnya Monumen Batu di Malang ya ?.
Dengan bentuk sebuah batu berukuran Maha Besar. Di ukir dengan Pahatan Relief tentang perjalanan sejarah bangsa.
Lalu di sekelilingnya ditata Taman nan indah, sebagai sarana penunjang sekaligus tempat wisata keluarga.
Wahhhhh… Hebat itu. Hawanya sejuk. Pemandangan Indah…..Hmmmmmmm

SALAHHHHHHHHHHHHHHHHHH !!!! ( wahhh ngagetin )
Memang kemarin Gubernur Jawa Selatan telah meresmikan Proyek Batu, yang merupakan Mega Proyek Bantuan dari Negara Asing. Sebuah Lembaga Nirlaba Asing sempalan dari PBB, yaitu UNISOKBEKER. Sebuah lembaga yang bergerak di bidang Pemberantasan Korupsi Individu. ???.

Maksudnya ? Korupsi sendiri gak boleh, tapi kalau bareng-bareng dan berlandaskan Hukum boleh dan Legal untuk dilakukan. Apalagi Korupsi dengan dikuatkan Undang-undang....maknyussss itu.

Acara ini diliput tidak-saja oleh Televisi Nasional. Tapi juga oleh Ratusan Stasiun Internasional semacam CNN, BBC, dan REUTER. Wah bangga nih…., ya. Apalagi Proyek itu juga memperoleh Penghargaan NOBEL sebagai Karya TERAMAT HEBAT SEPANJANG MASA UNTUK KATEGORI BEST MASS CORUPTION 2009.

Loh kok bisa??
Ya bisa lah. Apa sih di Negeri ini yang gak bisa.

Proyek dengan nilai 1 trilyun Dolar di emban oleh Perusahaan Multi Internasional dari Indonesia POHON ASEM GROUP. Penunjukan Perusahaan itu jelas telah melalui TENDER super ketat, terbuka dan Transparan dengan diikuti peserta tender sebanyak………., satu perusahaan.

Setelah melalui debat panas di KPR ( Kumpulan Perwalian Rakyat ), Pemerintah dengan Perusahan tersebut akhirnya memperoleh izin dengan Sukses walau tadinya terlihat Alot. Berbagai persiapanpun digeber siang malam, ini berkaitan dengan DEADLINE Proyek yang harus kelar dalam satu malam,… eh satu tahun.
Secara marathon berbagai Persiapan di siapkan. Dari Berbagai perizinan, birokrasi dan tetek bengeknya.

Dan akhirnya peresmian itu di langsungkan. Ribuan wakil Lembaga Dunia hadir. Selebritis mancanegara tak ketinggalan memeriahkan Acara tersebut. Sampai-sampai MICHAEL JACKSON mengadakan TELESHOW dari alam sana. Layar berukuran raksasa dipasang. Dan untuk keperluan acara tersebut Ratusan desa di Gusur dan di Lempar ke Pulau Entah Berantah.

Setelah berbagai sambutan dan acara tambahan. Tiba saatnya pemotongan Pita,… dan Akhirnya dibukalah selubung MEGA PROYEK bernilai 1 MILYAR DOLLAR AS.
Tepuk sorak mengiringi pembukaan selubung Proyek itu. Dan …….
Monumen Maha Karya itu…..
........................................
Tak lebih hanya sekepal batu.
Beralas Semen yang dilapisi keramik ukuran 1 meter.
Berjuta kilatan lampu blitzzz berpendar-pendar, hingga yang tadinya buta jadi melek. Dan yang melek malah Buta. EdaaaaaaaaaaaNNNNNN.

Loh apa hebatnya batu itu.
Ini jawabannya.

LAPORAN KEUANGAN MEGA PROYEK BATU.
1. PERIZINAN DAN BIROKRASI
- Keperluan menggagalkan peserta tender lain.
100 x @ 25jt dollar = 250 jt dolar
- Perizinan Pemerintah, dari tingkat Menteri hingga Pion 100 jt dolar
- Perizinan KPR 1000 anggota X @500 ribu dollar 500 jt dolar
- Izin Gubernur, Bupati, Camat 100 jt dolar
- Izin Lurah, RT/RW 10 dolar
- Uang Oli Media Massa, ORMAS, LSM 4 jt dolar
- Gantirugi Lahan 10.000 kk (X) @100dolar 1 jt dolar
( ada berita ini disunat, jadi per KK hanya 5 dolar saja )
- Iklan TV, MEDIA CETAK dan BIAYA Peresmian 45 jt dolar
- Tenaga Kerja (Gratis Kerja bakti,Rangsum dai warga ) -

2. BAHAN BANGUNAN
- 4 SAK SEMEN CIBUBUR ( gratis, yg penting ada Tulisan di Monumen ) -
- 1 dus Keramik ( gratis, yg penting ada Tulisan di Monumen ) -
- 1 Gerobak Pasir ( gratis, upeti Penambangan Liar yg di lindungi)-
- 1 buah Batu ( gratis, tinggal ambil di pinggir jalan ) -

Total 1.000.000.010 dolar

( Tolong dihitung bareng Laporan jumlah tersebut, karena Perusahaan Pengembang GROUP POHON ASEM mengajukan PAILIT tak bisa bayar THR karena merugi ).

Gambar Comotan dari : httpbayusutu.multiply.com

Kamis, 08 Oktober 2009

PROYEK HARUS PUASA ?


PROYEK HARUS PUASA.
Maksudnya ?
Pekerja Proyek harus Puasa, atau Proyek harus di Bulan Puasa ? Atau Gimana Sih?.

Ini adalah Kumpulan dari berbagai Celoteh para Konsumen Warung istriku. Yang rata-rata baru datang dari Kampung setelah Mudik Lebaran Kemarin.

“ Busyeeeettttt,…. Macet total. Berangkat jam 7 pagi sampai Pekalongan jam 8 malam. 13 jam lebih. Padahal biasanya paling 7 jam”, Cerocos si Supri sambil mulutnya monyong Nyosor Tempe mendoan yang kebul-kebul panas.
“ Kamu lewat PANTURA ya !!!. Kalau aku lewat jalur tengah…….”, Timpal Dulkimin sambil nyeruput The Manis yang Panas, wangi dan Kentel.
“ Lah emang jalur tengah gak macet ya, Dul?”.
“ Sama………, malah lebih parah. Jalan satu-satu. Kirain ada apaan, gak taunya Perbaikan Jembatan”.
“ HA-AH…., Koq sama ya. Di Pantura juga kayak gitu. Perasaan tiap Lebaran Jembatan ama Jalan Raya diperbaiki terus”.
“ BAGUS itu Dulllll. Berarti Pemerintahnya mikirin kita yang mau Mudik”, samber si Karso yang baru aja masuk sambil tangannya nyamber Goreng Bakwan yang kemebul menebar aroma nikmat.
“ Bagus apanya. Bukannya malah nambah kacau. PROYEK koq Harus Puasa. Mbok ya bulan-bulan sebelumnya”.

Ya celotehan obrolan kaum buruh yang sangat mengusik. Terutama kalimat PROYEK koq Harus Puasa. Mbok ya bulan-bulan sebelumnya.

Mungkin jawaban kita adalah karena memang Rusaknya pas Bulan puasa. Tapi bukankah harusnya Pemerintah atau Jawatan yang terkait berpikir panjang. Sebelum rusak parah diperbaiki jauh-jauh hari. Kan ada DPU, DLLAJR dan sebagainya yang tiap hari ngluyur di jalanan. Hingga tahu persih bila ada kerusakan.

Dan ternyata, setelah semalam aku bertemu dengan beberapa Pimpinan Instansi terkait, seperti DPU, DLLAJR, dan malah ada MENKEU dan Pimpinan Pedagang Jalanan, ketemu jawabannya. Tapi ini hanya mimpi lho, mimpi kan boleh apa aja. ( Paling takut dituntut ya...???? ). Ini jawaban mereka masing-masing.

1. Jawaban DPU dan sekaligus mewakili PEMBORONG.
Proyek perbaikan dilakukan Bulan Puasa bertujuan agar bila ada Ketidaksesuaian Proyek dengan Bestek yang ditetapkan, terus bangunannya cepat Rusak lagi ada alas an karena yang ngerjain sambil Puasa, jadi agak Lemes. Pandangan kabur hingga campuran Semen aturan 5 banding 2 jadi 10 banding 1.
Terus kalau ada kesalahan kan gampang langsung minta maaf pas LEBARAN. Kalau udah minta maaf, dan pasti di MAAFIN, kan gak mungkin diaudit. Kan udah dimaafin. LAHIR BATIN LAGI.

2. Jawaban DLLAJR.
Memang meminta dengan sangat agar segala Proyek yang bersangkutan dengan JALAN RAYA sebisa mungkin dilaksanakan bulan PUASA. Kalau macet narikin RETRIBUSI SAMPINGAN-nya lebih gampang, gak usah lari-lari. Kan kasian Petugasnya kan juga Puasa.

3. Jawaban MENKEU, mewakili Persatuan Pedagang Jalanan.
Ini memang agenda Tahunan Bersama, bila macet para Pedagang bisa menjajakan Dagangannya dengan mudah. Ini sama juga menciptakan kemudahan Berusaha. Dan juga sarana bagi Pemudik. Dan Kemungkinan untuk tahun-tahun berikutnya akan dilakukan Pemecahan REKOR Macet terlama dan terpanjang hingga banyak Pedagang dan Pengemis terkoordinir makin banyak yang terbantu setiap menghadapi Lebaran.

4. Jawaban Wali Presiden ?.
Bulan Puasa adalah waktu yang pas untuk pengerjaan Proyek Jalan dan Jembatan. Dengan banyaknya Pemakai Jalan atau Pemudik, dan Pas ada Proyek maka Rakyat tahu bahwa Pemerintahnya bener-bener merhatiin Rakyatnya. Buktinya bulan Puasa aja Proyek jalan terus. Ini sekaligus ngirit biaya Iklan TV. He...he...he..he...
Lah kalau gak bulan Puasa ngapain ?.... ( Tidur kaleeee.... ).

Kalau Jawaban kamu apa ?

( Gambar dicomot dari http://www.elshinta.com )

Selasa, 15 September 2009

SINETRON EMAK KEINJAK .....( ? )


Nah,...
Akhirnya Sinetron tentang terinjak-injaknya anak-anak kecil, ibu tua, dan para wanita kembali muncul. Loh ???,
Muncul lagi.... , ya karena menurut para petinggi RATINGNYA BAGUS. Pemasang iklan yang terdiri dari para DERMAWAN DADAKAN, ataupun yang sudah MENAHUN tapi butuh tetap terkenal selalu berduyung-duyung di depan STASIUN TV AKHERAT.

Weeeekkkssss....
Ini kenyataan. Malah ada Reality shownya, kalau tak salah yang jadi Produser HELEMNYA YAHYA, saudara jauh helmy Yahya.

Sebuah Fenomena., Hingga pembawa acara "SINGLET" bibirnya sampai NDOBLEH membacakan realita ini. Lihat saja bibir FENY RUSAK dari Stasiun TV RCT-IH, sampai menyong gitu.

Indonesia adalah Bangsa Ajaib, bangsa yang Murah senyum. Bangsa yang gampang melupakan, utang jangan lupa ya !!!. Dan Bangsa yang senang melihat Penderitaan Orang lain, padahal sendirinya juga susah.
SURVEY MEMBUKTIKAN kata Sony Tolong.

Ya buktinya Acara-acara seperti itu Kian Marak. Coba lihat deretan karya HELEMNYA YAHYA. Lalu Acara Buka-bukaan ( Upppssss, kelepasan. Bulan puasa ) maksudnya buka Aib semacam Mata-mata, Termehek-mehek dan lainnya.

Acara seperti ini laku keras. Iklan membanjir, Rating sampai sundul langit. Dan fenomena itu berlanjut terus sampai sekarang. Hanya Trend ceritanya agak lain. Mungkin karena berkaitan dengan bulan Puasa, Ceritanya di sesuaikan. Tapi inti cerita tetap sama. MENGEDEPANKAN PENDERITAAN DENGAN SEVULGAR-VULGARNYA.

EH .., Mas. Itu kan orang AMAL. Benar..., jawabku.
EH..., Mbak. Itu kan bantu orang MISKIN. Betul..., jawabku. Eh.., Jawab Mbakku.
Tapi apa perlu amal dengan cara seperti itu?
Tapi apa perlu membantu dengan model seperti itu?

UH....., kalau tak mau mengelak. Mereka para Dermawan hanya butuh Kebangaan.
Butuh Ketenaran. Show of Force,... eh Pamer kekayaan.

Bukanya ada Masjid.
Bukannya ada Mushola.
Bukannya ada BAZIS.
Tanya saja mereka, daerah kamu yang miskin berapa?
Anak yatimnya berapa?
Janda mudanya ..., HUSSSS. Maksudnya Jandanya berapa ?
Datanya dikumpulkan diawal bulan, lalu disalurkan bantuan itu.
Praktis, Tepat dan Tak mebuat Orang Miskin terhina dina hingga sampai perlu-perlunya ngomong di depan Kamera...,
" Makkkk,... Saya masuk TV. Saya orang miskin Lho !!!!".

Dan ini diperparah dengan Pemerintah yang juga ternyata LATAH.
Ikutan pingin masuk TV.
" Halooo,.. INDOSUAR besok di alun-alun Kabupaten ada Pembagian Sembako. Tolong diliput ya!!!".
" Maaf pak,... Semua kamera habis. Buat Liput Orang tambal Ban di PANTURA", jawab operator INDOSUAR.
" Wah gampang, Nanti tak atur deh Uang OLI-nya. Pokoknya harus diliput. Pak bupati udah terlanjur beli Sepatu baru. Dan tolong dicatat, Sepatunya tolong di sooting!!!".
" Baik..., baik... pak. Semua bisa diatur."

Sementara dipojok CAFE DE KILL.
Dalam acara buka bersama sesama orang Dermawan,
" Wah Saya hebat Loh. Korban antrian sembako saya kemarin 2 orang Pingsan".
" He...he...he..., masih kalah ama saya. Yang mati satu, Hebat nggak ?".

( gambar comotan dari http://www.mrbambang.web.id

Sabtu, 05 September 2009

GANYANG MALAYSIA 2


Posting sambil Males.
Lho koq ?
Iya Puasa kan gak boleh menghujat, Gak boleh marah, tapi kalau gak Posting Entar Jadi Penyakit.

Satu minggu ini Gak Posting karena Ngabuburit Bloging Rooling ke Blog Sahabat Indonesia. Rata-rata Masalah Malaysia mendominasi isi Postingan mereka. Bahkan ketika GEMPA mengguncang Pulau Jawa, Malaysia mengklaim itu adalah KENTUT MAHATIR MUHAMAD. Gilaaaa.....

Malaysia dengan segala Kilahnya.
Pintar berkelit walau sudah nyata salah. Kenapa ?
Karena mereka tau kita Orangnya gampangan. Berkarya,...Jadi,... TARUH di pojokan.
Boro-boro HAK CIPTA, dokumentasi untuk sejarahpun tak ada, bahkan banyak Data Sejarah itu malah Muncul di Museum Luar Negeri sana.

Hingga ketika kita protes Malaysia menjiplak karya kita, mereka enteng berkilah buktinya apa ?

Okelah MAS MALI ( sebutan Sopan Orang jawa utk Orang Malaysia )
Kalau Lagu Lawas, Budaya Dahulu kau bisa berkilah dengan segala Daya.
Tapi bukti nyata bahwa MAS MALI tukang Contek salah satunya ini :

Lagu "TAHUKAH KAMU" SAYKOJI, nyata-nyata di "CONTEK" JOE FARIZAL rapper Malaysia
dengan hanya mengganti Syair " Indonesia " dengan " malaysia ".
Kabarnya JOE FARIZAL dah minta maaf setelah disindir SAYKOJI dengan lagu ini :

You Copy My Style
You Copy Again
Apa Plagiat Di Negara Lo Lagi Ngetrend?
ku Tetap Sabar Tetap Kau Kuanggap friend
But Sooner Or Later I Gotta Take My Stand

Udah Bolak Balik Sampe Balik Kebolak
Temen Gue Sampe Keselek Pas Makan Kolak
Lagi Lagi Berulang Ulang Terus Terjadi
Tetangga Bikin Ulah Lagi Bikin Sakit Hati

Suka Ngaku Ngaku Kagak Malu Malu
Punya Indonesia Di Klaim Satu Satu
Apa Memang Kalian Yang Gak Mampu Mampu
Buat Budaya Sendiri Efek Gak Ampuh Ampuh

Baca Rambu Rambu
Bangsaku Berbudi Luhur
Tapi Usik Terus
Reputasi Mu Masuk Kubur
Jujur Gue Bangga Jujur Gue Bersyukur
Elo Ngaku Ngaku Berarti Progress Lo Mundur

Panas ku Bertutur Kreasi Bicara
Walau Sudah Jelas Identitas ku Dijarah
Joe farizal Aja Bisa Minta Maap
Masa Yang Lain Kagak Nyadar Kagak Tanggap

You Copy My Style
You Copy Again
Apa Plagiat Di Negara Lo Lagi Ngetrend?
ku Tetap Sabar Tetap Kau Kuanggap friend
But Sooner Or Later I Gotta Take My Stand

Bukan Mo Sok Nasionalis Sombong Mengangkat Alis
Bukan Mo Sok Gangster Bukan Sok Sadis
Walau Lagi Ngetop Bukan Gue Sok Ngartis
Tapi Bales Pake Lagu Paling Praktis

Marah Marah Di Internet
Udah Pasaran
Ngomel Ngomel Di Pasar Kagak Sabaran
Kaya Cacing Kepanasan Jenggot Kebakaran
Rasanya Gatel Pengen Ngasih Tamparan

Tapi Gue Orang Nya Cinta Damai
Walau Rasanya Sulit Untuk Santai
Amunisi Di Samping Nyiur Melambai
Pakai Musik Rap ku Siap Membantai

Memang Satu Rumpun Masih Sama Melayu
Tapi Melayu Saykoji Keras dan Gak Kemayu
Selendang Rocker ku Agak Mendayu
Tapi Coba Ajak Gue Battle Rap Ayuk!!

You Copy My Style
You Copy Again
Apa Plagiat Di Negara Lo Lagi Ngetrend?
ku Tetap Sabar Tetap Kau Kuanggap friend
But Sooner Or Later I Gotta Take My Stand

Yak...!!!
Ini bukti yang tak bisa kau SANGGAH.
Kalau Sejarah mungkin kau bisa berkilah,
Karena bukti telah kau BESLAH.

Coba kau berguru dengan Teman KOLONIAL-mu
Dengan Ilmu Komunikasi Global-mu
Lewat Media TV-mu
Aku tunggu jawab-mu

Wakak..ka...ka...ka...ka...
Mas MALI...
Mas MALIIII...
Gitu aja Koq Repot.

Jumat, 28 Agustus 2009

GANYANG MALAYSIA !!! ( 1 )



Indonesia, adalah Negara yang terkenal Ramah, Murah Senyum, Lemah lembut Punya sopan santun tinggi. Betapa begitu Mahsyurnya Senyum Orang Indonesia hingga banyak Turis Manca menyebut Indonesia adalah Bangsa yang Murah senyum, bahkan ketika sakit atau disakitipun Senyum tetap tersungging.

Indonesia juga merupakan Bangsa yang sangat terbuka, sangat menghormati tamunya, tetangganya bahkan Musuhnya sekalipun. Sejarah telah banyak mencatat akan hal itu.
Betapa Santunnya DIPONEGORO walau yang dihadapi adalah BELANDA PENJAJAH. Bahkan ketika dijebak dan diasingkan Ia dari Rakyatnya Senyumnya tetap tersungging.

Namun belakangan ini, ada sebuah Kegeraman yang memuncak. Setelah sekian Lama Kita dibuai dengan berbagai kalimat ” Adiluhung “ para Punggawa Bangsa. Betapa banyak CEROCOS mereka, kalau tak tepat dikatakan STATEMEN wakil Negara, yang begitu enteng menelaah sebuah NYAWA.

Coba kita lihat berapa Korban berjatuhan hanya disebut sebagai Kecelakaan Kerja. Atau kalau sudah nyata-nyata TERBUKTI dengan enteng menyebut itu MUSIBAH yang harus diterima dengan LAPANG DADA.

Okelah berlapang dada, Memaafkan. Tapi ingat makin lama DADA INI DILAPANGKAN, TULANG DADA INI AKAN RONTOK KOYAK BERDARAH-DARAH.

MALAYSIA……

Saudara dekat, yang katanya serumpun sebudaya.
NAMUN APA PERLAKUAN MEREKA PADA DIRI KITA???
Tidakkah Cukup CERIYATI bercerita?
Tidakkah MALU dengan derita MANOHARA ?
Tidakkah GALAU dengan tersanderanya SANG REOG PONOROGO ?
Tidakkah MARAH dengan diculiknya penari-penari PENDET ?
Tidakkah GERAM Ketika INDONESIA MERDEKA di LUDAHI DENGAN SENGAJA ?.

CUKUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUP…!!!!!
Betul Mereka SAUDARA, Tapi Mereka Orang pertama yang akan KUGANYANG bila TUHAN MENGIZINKAN.
Betul Mereka SAUDARA, Tapi Mereka Kaum pertama yang akan KUBASMI Kalau NEGARA MENTASBIHKAN.

Jangan kau bilang ini karena KEGERAMAN sesaat,
TIDAK !!!
Ini adalah MARAHNYA SANG PEMAAF.
Tidakkah kau curiga ini adalah PENGHINAAN BANGSA.
Sadarkah KAU bahwa mereka menganggap kita hanya sebagai Najis yang tak LAYAK untuk disentuh.

Betapa banyak Bapak, Ibu atau ANAK dan saudara kita yang dianiaya disana. WANITA tak lebih dijadikan Pelacur, yang PRIA tak lebih JONGOS yang merunduk-runduk hingga HITAM muka mereka karena terlu merunduknya kepala hingga debu terlalu bersahabat dengan wajahnya.

MAKA BETUL, ketika BUNGKARNO berteriak Lantang GANYANG MALAYSIA !!!
Karena beliau sadar, Mereka adalah NYATA-NYATA Musuh yang harus diSERANG.

Tapi Sekarang ?
Mengapa begitu mudah kita memaafkan ?
Atau kita tunggu ketika MEREKA SUDAH MENGGAGAHI IBU KITA ???


Tak sadarkah KAU Siapa NOORDIN M. TOP ?
Siapa DR. MOH AZZAHARI ?
Kalau mau berjihad Bukankah ASET PARA MUNAFIK BANYAK DI MALAYSIA SANA ?
TIDAKKAH KAU SADAR BAHWA MEREKA ADALAH AGEN MALAYSIA yang sengaja disusupkan ke INDONESIA untuk menghancurkan IMAGE INDONESIA menjadi NEGARA yang tak aman, Kacau, Sarang TERORIS. Hingga INVESTASI lari kenegeri mereka ?

TAK SADARKAH KAU ketika BOM mereka Ledakkan di Indonesia, Mereka Justru GENCAR BERPROMOSI PARIWISATA dengan sekaligus MENCURI ASET BUDAYA BANGSA ???

TAK SADARKAH KAU ???
Hai Kau PUNGGAWA BANGSA,
Kau RAKYAT INDONESIA.
BAHWA BANGSA INI SEDANG DIHANCURKAN DARI SEGALA BIDANG.

Jumat, 05 Juni 2009

Pengunduran Diri



Dengan amat terpaksa, setelah melalui Perenungan panjang dengan ini Memutuskan :

MENGUNDURKAN DIRI SEBAGAI BLOGGER YANG IKUT PRIHATIN ATAS PERISTIWA MANOHARA.

Hal ini dikarenakan Kekecewaan yang teramat dalam dengan Lenggak-lenggok beliau yang justru melebihi Putri Raja. Hadir di berbagai Acara Seremonial, terakhir di Ajang Miss Indonesia 2009 dan melupakan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu yaitu Pembuktian bahwa ia Teraniaya selama ini.

Menyayangkan sikap Manohara tidak berpikir bahwa sudah berjuta tetes airmata terkuras untuk mendoakannya. Belum lagi Berjuta silang Pendapat meruncing yang sampai sekarang menunggu kejelasan darinya. BETULKAH IA TERANIAYA, atau ini hanya TAKTIK MURAHAN UNTUK NAIK DAUN.

Dengan ini pula saya Nyatakan menyesal dengan sangat atas apa yang sudah saya Panjatkan dalam doa saya selama ini untuk MANOHARA.

Kamis, 04 Juni 2009

Indonesia Sekarat 2


Dua Minggu Perenungan. Menyepi, Puasa Nulis, Puasa Ngeblog. Ada niat untuk sejenak menetralisir isi otak yang kiah keruh. Butek....pekat. Hingga yang ada hanya Umpatan, makian,... yah kalau tak boleh dibilang Curhat. Karena Curhatpun sekarang dapat dituntut, ternyata curhat adalah Perbuatan tak menyenangkan dan ada Undang-undangnya. Hiiii....Ancuuuuuurrrr.

Ya,. Setelah dua minggu jalan-jalan didunia Nyata. Memang ada Nuansa bening ( kayak judul lagu ), adem dan damai. Karena jalan-jalannya ke pantai Ancol, bengong sambil nyedot air kelapa muda. Terus ngawasin cewek cantik pakai bikini...ki..ki...ki....

Tapi Ya Tuhan. Pulang kerumah, masuk kamar nyalain TV, kembali kepala ini meledak-ledak. Baru satu tuts remot aku sentuh nongol Manohara. Dengan sejuta cerita heroik pelariannya dari Istana Raja Lalim. Dongkol, Sedih, Gembira campur aduk. Jujur menetes air mata. Lucu, hingga anakku yang kecil ketawa cekikikan,...Gondrong cengeng.

Ya Dongkol dengan Pemerintah yang punya kuasa ternyata tak berkuasa, atau pura-pura tak kuasa. Hingga seorang Manohara sampai harus minta tolong sama Amerika. Sedih dengan Celoteh Orang indonesia yang katanya penyambung lidah Sang Putra mahkota, cari untung di atas air mata orang lain. Gembira karena Sang Srikandi telah bebas berlenggok di permadani Nusantara. Tapi ada rasa Bimbang kemudian, mengapa setelah bebas, Manohara terbang bebas sebaga Dara Yang berpindah sarang panggung Sandiwara. Bukankah ada hal Penting yang harus dikerjakan dulu, PEMBUKTIAN BAHWA ENGKAU BENAR TERANIAYA. Atau ini hanya sebuah.....???? ( UPPPSSS...,takut dituntut ).

Pindah Chanel, nampak kapal Perang indonesia lagi kucing-kucingan dengan Kapal Perang Malaysia. Nampak teks menyebutkan 300 sekian kali Kapal Perang Malaysia dalam setahun mengobok-obok Perairan Ambalat. Wahhhhhh..... 300 kali. Bukankah sudah cukup untuk seorang Komandan Lapangan, atau Panglima ABRI, atau kalau perlu Presiden memerintahkan TEMBAK !!!!. Ini sampai 300-an kali gak diapa-apain ?.

Jujur ini penistaan, pengkerdilan, perendahan martabat Bangsa yang sudah kian menjadi-jadi. OK-lah TKI/TKW mereka orang kecil yang bagai debu. Tertiup angin biarlah. Atau manohara. Ia hanya sosok ringkih, kalaupun ia mati hanya ibu dan keluarganya yang menangis. Tapi ini Kedaulatan Negara...., apa yang terjadi. Dimana Slogan perjuangan nan Gagah berani itu kini. Yang terpahat ditiap pintu masuk Markas Tentara di Negeri ini. Atau itu hanya iklan yang kalau tak terbukti tinggal ganti merek selesai.

( Jangan dibaca : andai Bung Karno hadir sekarang ini. Kurela korban Jiwa raga untuk Negeri ini )

Mendidih darah ini,GRRRRRhhhhhrrrrSSSzzz, lalu Iklan. Kembali kuraih Remote Control dan Nampak dilayar. Sosok Wanita tengah bersujud, lalu berganti gambar tengah memeluk dua anak mungil. Prita, karena email kau dipenjara.

( Jangan dibaca lagi : Jangan-jangan besok aku, lalu Bang Kumis, mungkin Jengsri. Kemudian menyusul Soewoeng, buwel, bang ERI, dan yang lainnya. , malah seneng mas kan bisa ketemuan. Kopi darat kata JONK, kan asyik sambil dengerin musiknya Ijo Punkjutee ).

Prita karena memanfaatkan internet untuk curhat karena haknya tak terlayani dengan baik dituntut oleh RS OMNI International yang merasa dicemarkan nama baiknya. Kalau ini mungkin masih "agak wajar". Yang miris adalah Kalimat Jaksa Agung, bahwa Jaksa penuntut Umum tak Profesional, mungkin ada kepentingan antara Jaksa, Penyidik dan Rumah sakit dan ini sedang diselidiki.

Wahhhhh....., bisa gawat dunia. Betapa bayangan akan Uang adalah Penguasa di negeri ini benar adanya. Betapa begitu banyak berita Korupsi mengisi tiap chanel TV di Negeri ini, Koran dan majalah hingga obrolan di warung istriku. Dan ujungnya adalah Uang. Ohhhhh,.....

Dan kegeraman itu semakin lengkap dengan ketukan kamar oleh istriku,.. Pak Perpanjang KTP 150.rb, tuh Pak RT-nya nungguin di depan.

WWAAAAAAAAAAAAAAA.......!!!!!! HANCCCCUUUURRRRRRRRR.
PANGGGGGIIILLLL OJEK CEPATTTTTT.

Kemana Pak? Grogol, Rumah Sakit Jiwa.

Selasa, 19 Mei 2009

Indonesia Sekarat 1 ( Lanjutkan !!! )


Terinspirasi oleh Posting dua sahabat. Satu Wanita berkaki panjang ,jengsri dengan fenomena TKI/TKW dan Mak reni tentang kebiadaban Satpol PP hingga merenggut nyawa bocah tak berdosa SITI KHORIYAH.

Mari coba merenung, sebenarnya apa yang yang menjadi muara segala persoalan tadi. Segala permasalahan yang seakan benang kusut tanpa ujung, tanpa awal. Hingga untuk mengurutkanya perlu tetesan darah. Sekali lagi miris.

Meminjam ilmu Soewoeng, mari kita terbang diatas awang-awang nusantara. Gunakan teropong batin paling dalam, dengan jiwa bersih seperti jiwa yang baru lahir, jiwa yang baru, new soul.

Maka terlihatlah betapa Indonesia tak lain dan tak bukan hanyalah sarang rayap nan indah. Megah dengan segala kekayaannya, namun sesungguhnya rapuh karena dibangun oleh gerombolan rayap penguasa, yang mengerogoti kekayaan negeri ini. Lalu mengelabui rakyatnya dengan berbagai monumen-monumen pencakar langit tapi kropos karena dibangun dengan Mark-up Anggaran oleh rayap perencana, lalu penurunan kwalitas bahan oleh Rayap pelaksana, dan pelaporan Asal bapak Senang dan Ujung ujungnya Duit dari Rayap Pengawas, dan tanda tangan asal Teken Rayap Birokrasi dengan Sumpel duit.

Laut indonesia nan biru, dengan segala isinya tak lebih dari air keruh berisi karat dari besi tua. Kekayaannya telah ia aduk-aduk dengan rakus, hingga hanya tinggal air leri ( air kotor ). Dan siapa yang berani melaut tanpa izinnya, pasti mengambang tak berdaya.

Hutan hijau Indonesia, tak lebih dari sebuah kepala Botak dengan wig palsu. Rimbun lebat kelihatannya, tapi gundul ditengahnya. Lalu bila ada yang bertanya, mereka berlindung di balik kebijakan Pemerintah. Hingga yang gundul ditutup dengan peraturan hingga tampak rimbun kembali.

Oh… sebegitu parahkah???. Ya . Indonesia memang tengah Sekarat.

Hingga aku tertawa kecut sekaligus miris mendengar slogan di Media tentang sebuah Pembangunan katanya, LANJUTKAN. Apanya yang dilanjutkan, Pembobrokan negeri ini ?. Atau lanjutkan hingga negeri ini terjungkal terjun bebas ke laut dalam, yang penting mereka telah punya sekoci untuk mereka dayung kenegeri sebrang. Karena di sana mereka punya tempat, yang penting ada uang. Di manapun kita dapat hidup, nonsens dengan Kebangsaan, Nonsens dengan kerakyatan.

Lebih miris lagi dengan slogan LEBIH CEPAT LEBIH BAIK, lebih cepat pembusukannya. Hingga mereka para penguasa akan dengan gampang memilah-milah mana yang dijual, mana yang tidak untuk mempertebal kantong celana mereka. Atau Lebih cepat menggerogoti kekayaan negeri ini dan sisakan ampas kering untuk rakyatnya. Toh dengan Beras penuh kutupun antrian tak pernah berhenti.

Atau MARI BUNG REBUT KEMBALI, apanya yang direbut. Kekuasaan untuk mengexplorasi negeri ini untuk para kroni. Hingga rakyat kecil hanya puas untuk jadi penonton. Atau rebut kembali keasyikan bermain catur dengan lawan baru, hingga baginya nyawa tak lebih dari buah catur yang dengan gampang dicomot dan disingkirkan.

Tapi inilah Indonesia. Negara sakti mandraguna. Negara dengan Rakyat sangat sakti hingga menderita seberat apapun tetap tersenyum. Menjeritpun hanya sebentar, esok senyum telah terkembang.

Atau karena Indonesia Bangsa yang beragama, hingga mampu memberi maaf kepada mereka yang salah. Tapi bukankah agama melarang umatnya berbuat dosa, hingga pencuripun di potong tangannya.

Entahlah, Atau sudah saatnya revolusi damai. Atau evolusi dengan tertata ( Reformasi ) tapi dengan korban dimana-mana.

Senin, 18 Mei 2009

Pendampingan Perempuan


He..he..he..he..
Judulnya serem.
Sok serius kaya Pejuang hak azazi Wanita.
Tapi ini serius juga, sebab bila ini sampai tak berhasil para wanita, khususnya para wanita dikeluargaku akan berabeh ( logat betawi ).

Ya, karena anakku tiga wanita. Orang tuaku tinggal ibu, kan wanita semua tuh.
( "woeeee jangan muter2 !!!!", teriak Soewoeng protes. Padahal dianya juga suka muter-muter. )

Oke, langsung aja. Beberapa hari ini aku gak Nengok rumah Mayaku karena harus Dampingi istri persiapan Operasi pengangkatan Indung telur yang ketempelan Myoma. Sekitar 4 tahun lalu sudah diangkat yang sebelah, tapi sekarang yang sebelah ngiri, terpaksa deh diangkat juga.

Dari mulai Tes laboratorium Komplit, hingga pendampingan supaya badan fit biar siap ketika harus menghadapi meja operasi. Insya Allah Kamis ini naik Banding,... eh naik meja operasi.

Semoga semuanya lancar. Doain ya...., nanti kalau dah kelar semua janji mau posting sehari lima kali. Biar yang baca pusing, terus beli obat ke warung. Yang punya warung seneng, Pabrik obatnya seneng. Karyawan pabriknya seneng, gak usah ke Luar negeri deh....he..he...he... ( Nyindir... ).

Selasa, 12 Mei 2009

Minggu Penuh Warna


Minggu ini agaknya minggu penuh warna. Lengkap dengan segala kejadian. Ada satu hari gembira dengan datangnya Award dari beberapa Sahabat Blogger, bahkan lebih dari sahabat. Someone malah aku panggil Mak, karena ditiap Postingnya aku dapatkan "emak" disana.

Ada juga kunjungan penuh tawa, tentang catatan seorang katro yang nyusruk di kota metropolitan. Aku yang udah setua ini kadang merasa Flashback ke masa muda. Di saat-saat ngecengin cewek, walau backstreet juga sih, karena sejak kelas 1 SMP aku udah tunangan dan Nikah tepat ketika menerima Ijazah SMA. It's real, tapi jangan ditiru, cepet tua nantinya.

Jalan-jalan lain disela kesibukan kerjaku, aku bersua dengan salah satu Gadis pemberani dari sekian banyak Srikandi Indonesia yang berani menyongsong dunia. Ia dari daerah kaki gunung slamet, Pulosari Pemalang, diatas daerah moga. Dengan awan putihnya ia menjejakkan kaki di Malaysia. Dengan rangkaian melati kata ia harumkan negeri jiran, hingga wanginya menyeruak jakarta. Sedikit menghapus bau busuk got jembatan lima.

Kadang di malam sepi sedikit bergurau dengan anak sebrang, walau ia master dan lama malang melintang di dunia maya. Dengan santunnya ia menjawab setiap sapa tak sopanku. Ia adalah penghubung, antara yang taktahu menjadi tahu. Antara yang mengerti mengajari yang belum ngerti. Hingga tepat ia menyandang nama komunikator.

Satu waktu juga, masih di minggu ini alunan musik mengiringi kunjunganku ke daerah Brebes. Wilayah kekuasaan tiga jawara musik dari sana. Yang tanpa sungkan selalu menawarkan teh pocinya, wangi,panas, legi dan kentel. Wasgitel, katanya.

Juga sosok gagah, yang kadang kalau ku eja namanya jadi ijo pucuke, atau hijau daunnya. Mungkin arti yang keliru, tapi sebuah kenangan tersendiri melihat gambar dilatar belakang fotonya. Something familiar about my jouerney, atau mungkin karena terlalu banyak kenangan terekam dikepala hingga semua gambar tentang jalan dan Persawahan terlihat sama indahnya.

Adajuga sosok beberapa guru yang dengan semangatnya tetap mau berbagi waktu untuk saling bertandang. Walau kutahu begitu sempit waktu mereka, setelah dibebani tugas mengajar, masih tetap bersemangat menulis dengan jemari lentik mereka. Dua-duanya guru. Satu jauh di solo dengan ayu gemulainya, satu dikota tahu dengan keademan batin karna kerudunganya.

Semuanya penuh warna, hingga ajaib langit jakarta tiap malam ada semburat pelangi. Tak percaya, coba tengok saja sendiri, he..he..he

Agak kaget, bila melihat last visited, nongol wajah dengan kumis melintangnya hingga maaf aku panggil ia Bang Kumis. Atau tanpa sengaja senyum sendiri membayangkan kembaran penyanyi jawatimur yang ngabisin puluhan bangku karena blogging sambil ngebor.

Dan Teramat kaget, Sungguh sangat kaget. Seorang yang aku ikuti walau dengan terpaksa jauh ketinggalan karena ia berkaki panjang dan pelari marathon pula. Tiba-tiba ia raib. Pintu rumahnya tertutup rapat, untung ada jendela yang kadang masih terbuka, walau sebentar. ( Bisanya ngintip doang, gak bisa curhat deh )

Dan yang paling kaget, kesel, dongkol. Sahabatku terkarib, hingga kadang ia menjadi istri keduaku, karena tiap malam selalu aku elus dia tiba-tiba hang.

Kacau dunia, Komputerku kena virus. Ternyata anti virus kebanggaanku yang selalu aku kasih empan tiap bulan dengan meng-updatenya ketiduran. Terpaksa deh panggil Anti virus sebelah. Masya Allah Virus koq rombongan. Ada Pak Turijan, ada Pak Bororontok, ama Bu Warmah ( worm maksudnya ). Mungkin karena kalah sakti Anti virusnya malah keder, file yang bener dikatain virus juga.

Satu hari satu malam aku coba dengan bermacam antivirus ternyata gak mempan. Terpaksa Bedah rumah, Instal Ulang.

Ohhhh, minggu yang lengkap, semoga semakin lengkap bila besok ada yang bawa duit segepok buat aku. He...he..he..he, Doain ya.

( Untuk sahabat blogger yang lain, kalian semua mengalir dalam darahku. Begitu banyak hingga tak bisa kusebut satu persatu. Bukan aku tak ingat engkau, tapi ada waktu untuk bercerita lagi nanti )

Sabtu, 09 Mei 2009

Jengsri Hilang !!!!!!



Sore nan kelam. Utara Jakarta dari pagi hingga sore ini hujan rintik. Seger sih, gak panas kaya biasanya. Tapi suasana menggelayut gelap.

Bangun tidur siang, karena aroma sambel tauco yang mengusik hidung. Setelah bermalas-malas sebentar, aku siram tubuh yang agak sakit ini ( baru sembuh ) dengan air anget. Agak seger. Apalagi seporsi TAUTO, soto khas pekalongan telah menanti di depan TV. ( Kebiasaan, makan didepan TV. Sekalian nyari si Rani siapa tau nongol ).

Mandi udah, Makan udah, komplit deh. Tempat berikutnya adalah ruang kerjaku. Ya, aku kerja di Rumah. Istriku warung Nasi dan Aku Jasa Pengiriman Uang. Dan hari sabtu sore seperti inilah puncak-puncaknya orang kirim uang ke kampung. Maklum, lingkunganku lingkungan Home Industri Konfeksi yang gajiannya mingguan. Begitu gajian mereka rame-rame kirim uang ke keluarga di kampung.

Setelah nyalain modem bututku, mulai deh ngecek para sobat yang telah nylonong di Chatbox di Rumah mayaku. Ijopunkjute dah nongol, Eri Comunikator tak ketinggalan. Fanda, Spy dan yang lainnya. Tapi satu nama koq gak nongol. Jengsri....!!!!.

Biasanya sore kaya gini, disono pagi kali ya. Dia nongol di Chatbox. Penasaran aku buka Blog-nya. WAHHHHHH............Blog telah dihapus.
Ternyata dia gak main-main. Posting terakhir tentang dia ingin Pensiun ternyata beneran. Aku kira bercanda, ....oh.

Jeng kenapa sih?, Kalau soal waktu mungkin aku orang yang gak tau diri. Pagi jam 4 subuh sudah wara-wiri di Pasar Jembatan lima belanja Warung nemenin istriku. Lalu setelah mandi, nyarap lalu cuci ikan. Setelah selesai, bergelut lagi dengan kerjaanku ngecek sms data pengirim dari cabang lalu mengirim ulang ke Kurir di daerah masing, Transfer dan macem-macem lainnya.

Karena Jengsri aku belajar nge-Blog. Karena Jengsri aku gak malu untuk bergaul di dunia blog yang sebenarnya mainan orang pinter. Sekarang aku baru bisa dikit-dikit kamu malah pergi. Siapa coba yang mau ngajarin aku, dorong aku, bimbing aku.

Tapi baiklah, itu pilihan Jengsri. Mungkin ada pertimbangan lain yang mengharuskan jengsri pergi. Aku harap ini hanya sebentar. Karena jujur, baru lihat blog Jengsri hilang aja aku udah kangen setengah mati. Yang perlu Jengsri tau, pasti bukan aku saja yang kehilangan. Di luar sana mereka semua pasti kehilangan.

Jengsri.
Satu yang Jengsri perlu ketahui,
Dunia blogger tak lengkap tanpamu.

Rabu, 06 Mei 2009

Usap Kening dikala Sakit, sebuah Award

Teringat dulu. Kala masih kecil, badan meriang karena keasyikan hujan-hujanan. Malamnya tubuh panas tinggi. Pada saat-saat seperti itu perhatian orang tua adalah segalanya. Kita bisa bermanja-manja minta ini itu sebagai pelampiasan untuk meringankan rasa sakit.

Cuma berhubung Orangtua di rantau dua-duanya terpaksa Children parent ( istilah apa ini ). Ya itu ngurusin keperluan sehari-hari sendiri dibawah pengawasan Nenek, cuma tak serumah. Yang lebih parah 6 bersaudara cowok semua, bisa bayangin kan. Semua pekerjaan rumah kami yang mengerjakan sendiri.

Saat itu, terutama saat sakit, kangen sekali. Belai lembut Emak atau Bapak, terutama usapan di kening. Pernah satu ketika pas sakit, Bapak ama Emak Pulang, ketika tangan itu mengusap kening, panas tubuh ini rasaya hilang seketika. Berganti dingin yang nyaman, damai, tentram. Oh andai bisa tiap hari seperti itu.

Seperti juga saat ini. Anak sudah dua, Istri yang cantik ada,....Satu tentu. Itu dunia nyata. Dalam dunia maya, saat ini aku ibarat anak kecil di Gudang Supermarket nan luas. Bisa bermain apa saja, hingga lupa waktu dan akhirnya....sakit deh. Ya, betul. Pilek, Flu hingga ada kekwatiran jangan-jangan Flu babi nih. Habis kalau pagi nafas dari hidung bunyinya persis. he...he...he..

Tiga harian ini aku gak tengok Rumah Mayaku. Pas aku tengok dengan kepala agak sakit, walau udah aku iket dengan Karet Gelang ( sedikit membantu sih ). Di Shoutbox aku Lihat kalimat, Ada Award untukmu, diambil ya.

Wah...... It's Real kaya usapan lembut tangan Emakku kala aku sakit kala kecil. Rasanya Nyaman, hangat yang tentram. Ternyata ada yang Ngejenguk kala aku sakit. Mbak reni, Emak dunia Mayaku mengusap keningku, Makasih mak. Sakitku agak baikan sekarang.







Dan walau agak telat, Mohon maaf sebesar-besarnya. Ketika aku baru masuk dunia maya, ketika seseorang memberiku sesuatu aku tak tahu harus berbuat apa. Jengsri, seorang wanita berkaki panjang hingga panjangnya ia sanggup ke Dublin hanya dengan satu lompatan kecil. Ia memberi Suport, karena memang aku anak baru di Dunia ini. Tapi maklum NEWBIE, gak tau harus bagaimana. Maka award itu hanya bisa aku plototin aja.

Bagiku ia penerang, atau sahabat yang mau membimbing dari samping, mau mendorong dari belakang dan kadang menarik dari depan agar aku bersemangat nge-Blog. Jujur sebelumnya malu, seorang Kuper, yang biasa pagi hari berdesak-desakkan di pasar Jembatan Lima, diantara becek dan amis bau ikan nge-Blog. Apa kata dunia???.

Untuk Emak reni dan Jengsri, sedikit Oleh-oleh. Kubawa dari perjalanan panjang di dunia maya. Hasil perenungan panjang sambil batuk-batuk kecil. Ini tanda cinta, dari seorang anak kecil, dari bocah ndeso yang kadang masih ingusan.










Jangan buat nakutin tikus ya. Gak diambil juga gak apa-apa. Yang terpenting aku udah ungkapkan apa yang ada dihati ini. Terima kasih atas perhatian dan bimbingannya. Jangan berhenti Supot aku ya Jeng. Dan Emak jangan lupa Jewer kuping saya kalau bandel.

Selasa, 05 Mei 2009

Bertekuk Lutut lagi, di kaki Wanita


Posting sambil sakit kepala. Pusing dengan keadaan, Pusing dengan situasi.
Terus terang aku terpuruk, sedih, galau ( apa lagi ya ??? ).

Antasari Azhar, orang yang kuidamkan kelak menjadi martir pemecah Gunung batu Korupsi akhirnya tumbang juga. Kecewa aku. Padahal aku sudah pesan Patung dirinya pada seorang seniman. Rencananya akan aku taruh di depan Istana. Pingin tau tingginya, 2 cm. Biar pas naruh gak dicurigai PASPAMPRES.

Dan yang lebih Sakit, Dongkol, Eneg....jatuhnya koq karena wanita. Koq ya sama kaya aku, yang jatuh bangun juga karena wanita. Mbok ya jatuh itu milih-milih pak !!!!, Bapak ini kan orang hebat.
Apa kejebur got, apa kepleset kulit pisang, Apa naik motor, Lah ini koq wanita.

Marah aku ( marah koq Ngomong). Serius Aku marah nih.
Siapa sih yang nyiptain Lagu tentang Pria yang bertekuk lutut dikaki wanita. Ini nih kejadiannya, anda harus bertanggung jawab atas hal ini. Ciptain dong lagu Lelaki tak akan Nangis walau tak ada Wanita.( Ceritanya sambil melotot ). Bob Marley aja bisa,..No Women No Cry.

HHHHHHH..... Wanita.
Di kakimu ada Syurga.
Tapi ternyata terselip Neraka.

Jumat, 01 Mei 2009

Tembok Yang Terkoyak, KPK.


Dua hari ini, ketika hiruk pikuk Suara Buruh keras membahana di langit Jakarta. Berganti Atmosfer kerlap-kerlip buram Dunia Pendidikan. Halilintar tanpa hujan mnggelegar, AA dijadikan saksi atas kasus Pembunuhan seorang Pengusaha Nasrudin Zulkarnaen.

Siapa AA. Ya , Antasari Azhar. Ketua Lembaga yang saat ini menjadi ujung tombak pemberantasan Korupsi, KPK. Sebuah lembaga yang beberapa tahun ini menjadi momok para Penyelenggara negeri ini. Lembaga yang dengan tangan dingin akan menyeret siapapun yang diduga dan terbukti melakukan tindakan korupsi. Siapapun, tak terkecuali besan Presiden. Sebegitu Hebatnya ia hingga menjadi momok mereka yang nakal.

Ada Suatu yang mengumpal di dada, rasa tak enak, sesak. Lembaga yang menjadi tembok terakhir ternyata retak. Walau memang statusnya masih saksi, tapi opini Publik telah terlanjur terbentuk, termasuk pada diri penulis. Jangan-jangan,... jangan-jangan........ , berbagai kekwatiran merebak. Karena jujur, hanya KPK-lah lembaga yang saat ini dipercaya bisa menembus kebuntuan penanganan Korupsi. Bila Ketuanya terkena perkara hukum, bagaimana lembaganya kelak.

Agak sedikit terhibur memang, bahwa KPK sebagai sebuah komisi memang tak tergantung mutlak kepada seorang ketua. Di dalamnya ada Tim yang bekerja menangani berbagai perkara. Fungsi Ketua hanyalah Koordinator, pembagi tugas dan Penanggungjawab Administratif.

Tapi bila merenung lebih dalam , Sebagai sebuah Lembaga yang kita ibaratkan kapal. Bila sang Nakhoda bermasalah maka Olenglah kapal itu. Otomatis perjalanan ke tujuan akan terganggu. Belum bila Gelombang besar berupa Pihak-pihak lain memanfaatkan situasi. Bisa Para tersangka kasus Korupsi, Pejabat yang diduga korupsi atau bahkan Rival Politik Pemerintahan yang sekarang. Maka makin Olenglah bahtera itu atau bahkan tenggelam. Dan makin suburlah korupsi di negeri ini.

Bisa dibayangkan makin seperti apa Negeri ini. Setelah kepolisian di pandang sebelah mata sebagai lembaga penegak Hukum yang bisak dibuat tidak tegak. Lalu Kejaksaan, setali tiga uang, berbagai kasus menyeret para jaksa ke terali besi. Kehakimanpun demikian, hingga ada istilah dalam dunia hukum kita. Ingin bebas harus satu paket, penyidik ( polisi ), Penuntut ( Jaksa) dan Pemutus ( hakim ).

Maka marilah sejenak untuk berharap, atau mungkin Khusuk berdoa. Agar dicukupkan bencana atas negeri ini. Beri yang terbaik, bila salah Hukum sesuai hukum yang berlaku. Selamatkan Lembaganya, teruskan kinerjanya.

Kamis, 30 April 2009

Buruh, Nasibmu kini



Mbbbooooooooooooooooooooooooooooooookkkkkkkkkkk !!!!
Emmmbbbbbaaaaaaaaaaaakkkkkkkkk...!!!!!!!!!
Biiiiiiiiiiiiiiiiiiibbbbbbbbbbbiiiiiiiiiiiiiikkkkkkkkk !!!!!
Cuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuugggggggggggggggg !!!
OB.............................................

Itulah sebagian sebutan mereka, dari lebih banyak lagi panggilan yang kita tahu.
Apapun mereka disebut, dengan bahasa kasar hingga bahasa manis penuh kias tetaplah sama. Orang yang nasibnya belum sebaik seperti yang dicitakan.
( Aku takut, kalau aku sebut sebaik ' kita ' apakah aku masuk dalam kategori yang ' baik ' tersebut. Karena jujur aku juga kuli. )

Dan dimanapun mereka berada, entah di Rumah sederhana atau di Gedung tinggi semisal istana. Tempat mereka adalahah sama, tempat yang sebagian orang enggan menyambanginya. Entah itu dapur, tempat cuci, pantry dan sebagainya. Tugas mereka adalah seksi repot yang harus menyiapkan segala sesuatu untuk kepentingan tempat ia bekerja. Pekerja yang hanya tahu diperintah tanpa bisa, bahkan berhak untuk bertanya.

Marilah mengintip keluar jendela, ada rekan-rekan mereka. Bertempat beda namun nasib sama. Baik yang sedang memasang pipa untuk air minum, atau bergelayutan diatas tiang untuk terangnya malam. Atau bahkan yang hilir mudik dengan sepeda dengan tabung dibelakang, baik itu air maupun gas.

Agak jauh kita memandang, nampak dari balik pintu yang sedikit terbuka. Sosok-sosok yang trengginas dengan mesin jahitnya. Dengan tanpa lelah ia buatkan kita baju, celana, Sepatu hingga Televisi bahkan Pesawat. Dan terselip dipojok memainkan mesinnya sambil berdendang, .....ambilkan bulan bu.........
.....ambilkan bintang bu.......

Heiii, Coba tengok lebih jauh sedikit. Pasti kan kau lewati tangan-tangan mungil menyibak hari, dengan sayur di atas kepala, dengan kaki kecilnya yang berdiri anggun diatas roda. Atau bila kita sedikit mau mendengar lebih cermat, kan kau dengar dentang palu nan merdu memecah kerang.

Dan ayo , Mari kita berenang. Tuk sekedar menengok para buruh Jermal. Yang dengan tanganhitam kekarnya ia meraup udang. Nampak terselip di sana, sosok kecil dengan ingusnya.
Heiiiiii, jangan berhenti. Ayo ikuti awan kenegeri seberang. Ada nyanyi lirih dari sana yang lamat, lirih lalu menghilang. Senyap, berganti anyir darah membahana.

Itulah Mereka. KAUM BURUH.
Dari dulu hingga kini nasibmu entah.
Apakah Buruk, baik atau bahkan membusuk.
Deritamu kini dan dahulu tiada beda.
Hanya mengisi waktu menunggu jeda,
hingga jiwa tercabut dari ujung raga.

Senin, 27 April 2009

FLU BABI


Sudah satu minggu ini, Semua konsumen tempat aku usaha komplain dengan suaraku di Telepon yang agak sedikit berubah. Dari yang semula sember menjadi agak-agak serak basah plus 'bindeng', sama aja gak enak mas. Hingga kadang mereka harus teriak berulang-ulang...Apaaa???!!!.

Ya. Itulah anugrah terindah dari Allah, diberi sakit agar kita tau nikmatnya Sehat. Diberi lemah biar tahu memanfaatkan bila kita diberi kekuatan. Diberi yang jelek biar tau yang Cantik itu indah ( Ehh... Nggak ding. Cantik dan tidak kan Relatif. Yang penting kan hatinya ).

Flu dan Bindeng juga anugrah koq. Kita akhirnya tahu bahwa ada suara indah Mariah Carey, Suara merdu Bang Haji Rhoma Irama atau suara ngerock Yang punya Changcut. Coba bayangkan bila suara semua orang bindeng. Maka bindeng adalah wajar dan lumprah. Dan tak heran Penyanyi yang bindeng dan Sengaunya Parah malah jadi TOP HITS. ( Kacau....).

Dan yang lebih nikmat. NGUPIL. Sudah pernah ngupil ???. Pasti semua orang pernah. Inipun anugerah terindah yang Allah berikan kepada kita. Betapa nikmatnya ngupil. Emang nikmat ?. Kalau gak percaya perhatikan betapa damainya orang yang sedang ngupil. Kadang sampai merem melek, ada juga yang sambil nyengir. Apalagi ketika 'sang upil' sudah dengan sukses berada di ujung jari. Wahhhh.... Merdeka !!!.

Okelah, Flu, Pilek, Bindeng dan Sengau adalah anugrah. Benarkah ?. Mungkin kalau Flu itu masih kategori ringan, Pilek ringan, Bindeng dan Sengau juga yang nggak terlalu amat. Itu anugrah. Hingga ketika sakitpun masih ada kenikmatan yang dapat kita peroleh.

Tapi kalau FLU BURUNG, FLU SINGAPURA dan terakhir FLU BABI ?.
Anugerahkah itu ? Atau Bencana.
Jawabnya ada di anda semua.

Sabtu, 25 April 2009

Uang Kaget


Hari ini rasanya badan Remuk redam. Maklum manusia sempurna, bisa sehat bisa sakit. Sore tadi udah dikerok sih, pakai motif batik. Terus minum obat, tidur deh. Ngimpi jalan-jalan ke paris, terus loncat ke Dublin Ketemu Jengsri. Di Dublin ditraktir makan Soto Gromyang ( ??? ) ama goreng Oncom. He..he...he...he..

Bangun subuh mandi air panas kembali tenggelam dalam rutinitas. Hingga jam 12.00 wibb kantuk luar biasa menyerang. Pengaruh obat kali ya. Akhirnya terkapar aku di Springbed bajakan merk ' indonesialand' alias ubin.

Hampir satu jam setengah mungkin, ketika suara keras membuatku terbangun. "Buruan...!!!, nih dapat hadiah dari Telkomsel", seru istriku. Busyet angin apa nih Perusahaan yang pelit itu ngasih hadiah. Paling penipuan, sahutku. Cuma entah kenapa aku ingin tau gimana modusnya. Pakai cara baru atau cara muktahir yang udah di Update.

"Halo, Selamat siang. Dengan bapak Herlambang dari Telkomsel disini".
" Ya", sahutku, " Ada apa ya. Bener nih dapat hadiah ?". Pura-puraku bertanya.
" Iya nih Pak. Bapak beruntung mendapat hadiah Poin Telkomsel berupa Uang
7 juta rupiah. Dan mohon maaf deadline pengambilan jam 3 sore ini."

Dalam hati agak grogi juga, nanti bener nih.
" Lah ini kan udah jam setengah tiga pak", tanyaku.
" Oh, gampang kami bisa bantu agar uang bapak tidak angus", kata suara di sebrang
sana wibawa.
" Caranya Pak ?".
" Bapak punya Rekening? ".
" Ada sahutku", dari sini aku udah mulai mencium ketidak beresan.
" 17914789xx, ini no rekening saya", kataku selanjutnya.
" Oh tidak bapak. Bapak harus ke Atm terdekat, nanti di atm bapak beritahu saya.
Jangan diputus telponnya pak. " katanya dengan suara agak keras.

Dalam hati aku udah bisa memastikan bahwa orang ini penipu. Cuma sengaja aku kerjain. Aku duduk saja di tempatku biasa memelototi monitorku. Setelah cukup kurasa, langsung ku hubungi orang tersebut karena memang telpon diapun tak ditutup.
" Halo", kataku.
" Sudah sampai pak ?', tanyanya dengan sura agak ditekan.
" Sudah pak."

Selanjutnya dibimbinglah aku seperti layaknya transaksi di depan mesin Atm. Dan untungnya aku punya Buku panduan Klik BCA yang berisi urut-urutan transaksi. Transaksi pertama sukses, masuk pin, lalu disuruhnya memilih opsi e-bangking. Pintar juga, pikirku dalam hati. Lalu ditanyanya aku ada opsi apa lagi. Dan dengan pura-pura bego akusebutin opsi-opsi tersebut. Lalu ia perintahkan pilih 'isi ulang pulsa via sms'. Disini aku gelagapan karena dibuku panduan klik Bca Opsinya ke daftar Internet Banking.

Dan memang aku sendiri sudah tak tahan hingga akhirnya aku keras teriak.
" ANDA TERTIPU!!!!!!, Saya sedang duduk bukan di depan ATM. Basi!!!!!".
Tuuuuttt....tuuuttttt...tutttt. Telepon terputus.

Jumat, 24 April 2009

Kamis, 23 April 2009

Kangen 2



Hari Menjelang maghrib, biasanya waktu itu mbahku mulai mengeluarkan beberapa Lampu Templok. Terbuat dari bejana kaca yang diatasnya ada Corong kaca tipis yang melindungi sumbu api dari tiupan angin. Minyak tanah ia tuangkan, lalu sumbu ia sulut dengan api dari Korek api Pocel.

Kadang aku suka membantu, dan sering kami justru di marahi karena terlalu besar menyalakan sumbu hingga pas bangun tidur kami sekeluarga persis Jojon. Pelawak yang kumisnya persis di Lubang hidung. Ya. Karena bila terlalu besar jelanga dari lampu itu banyak berterbangan dan sebagian terhirup oleh kami, hingga lubang hidung kami hitam.

Maghrib kami saling beriringan dengan obor ditangan menuju surau untuk sholat maghrib dilanjutkan mengaji. Hujan tiba-tiba turun agak deras, kamipun berlarian agar cepat sampai. Dan di sana telah berkumpul dua puluhan teman sebaya. Tak sempat bercanda seperti biasanya, karena Iqomah telah diserukan.

Hujan mengiringi sholat kami, bahkan hingga Isya. Baru setelah usai mengaji ia mereda. Dan saat seperti inilah saat bagi kami untuk berburu dimulai. Berburu apa ? Laron....., wuiiiihhhhhh. Ya Laron. Serangga yang hidup dalam tanah, dan muncul bila usai hujan. Jumlahnya ribuan, hingga kadang kami susah berjalan karena pandangan kami dipenuhi oleh mereka.

Tubuhnya putih kekuningan, dengan kepala kecil hitam, sayap beningnya tak pernah henti terkepak. beterbangan sana kemari dalam remang mencari cahaya. Tahu nggak Laron ini rasanya... hmmmmmmmmmm, maknyusssss. Maka tanpa menunggu waktu lebih lama kami bergegas pulang.

Baskom besar berisi air telah siap, kami letakkan di depan rumah dekat dengantempat lubang dimana laron-laron itu bermunculan tiada henti. Di tengah baskom kami letakkan Lampu templok. Maka laron-laron itupun berebut kearah lampu itu. Mereka tanpa sadar menabrakkan diri ke Corong lampu itu, dan akhirnya jatuh ke air.

Beramai-ramai kami membersihkan sayap laron dengan menyianginya ( mencabutinya ). Lalu dengan bumbu yang sudah mbah siapkan, Srennnngggg.......... jadilah Laron Goreng yang gurih sedap. Dengan nasi sisa tadi sore, Wadang. Kamipun santap malam. Bukan di ruang makan. Tapi duduk jongkok didepan Pawon, menghangatkan badan.

Aduhhhh. Tersadar aku, Komputerku yang agak nyetruum tersenggol ujung Dengkulku. Lamunanku akan masa lalu buyar. Berganti dengan aroma Sayur lodeh yang sedang dimasak mbak Tus di dapur warung istriku.

Ahhh,... entah mengapa ada yang hilang rasanya. Aku kangen aroma wangi tanah yang terpercik gerimis. Aku kangen gemericik air, yang berkecipak oleh gerakan ikan gabus. Rimbun hijau rumpun ganyong, yang sesekali berbunga merah, kuning putih. Semuanya Punah. Hilang.
Kalupun ada tumbuhan yang ada kini tanaman gelombang cinta. Tanah yang dulu coklat bersih berganti batako tertata rapi. Dan Blumbang dimana kami mancing kini hitam warnanya.

Dimana kini laron-laron yang bagai pasukan perang menderu. Dimana kini ikan sepat yang putih bertotol hitam dengan rumbai sungutnya.
Ahhhhh, satu demi satu mereka pergi.
Ataukah Bumi kian tua. Hingga tak kuasa memberi mereka naungan.
Ataukah Aku yang terlalu serakah, hingga semutpun ku gapai tuk jadi camilan.
................................................................tak ada jawaban.

Rabu, 22 April 2009

Kangen 1

Untuk Hari Bumi yang agak terlambat.

Pagi ini, seperti pagi pagi yang lalu. Masih tetap seperti biasanya. Dengan segala Rutinitas yang seakan terprogram rapih hingga kadang bila satu detil terlewat otak jadi kacau, Hang dan error. Dan berujung dengan sejumput puyer meredakan rasa "agak" sakit di kepala.

Setelah mandi, menyalakan sahabat setiaku pentium 4 yang udah agak ngos-ngosan mengejar target. Istri tercintaku masuk ruangan dengan tentengan plastik hitam kecil. Memang setiap ke pasar pagi hari ia selalu membawa oleh-oleh untukku. Teman Teh Tubruk, pasti. Kalau tidak Onde-onde, mungkin jajan pasar seperti Getuk dan sebangsanya.

Sepeninggal istriku kuseruput wangi melati yang teramu padu dalam hangat panas teh tubrukku. Hmmmmmm, nikmat. Terasa sebuah kehangatan ragawi menjelajah menjalari seluruh pori-pori tubuhku. Dimulai dari kerongkongan, turun kelambung dan terus mennyusuri seluruh rongga tubuhku.

Ternyata tebakan hatiku meleset.Bukan onde-onde, bukan pula getuk. Tapi ' Ganyong ', Kacang, dan Talas rebus. Kacang pasti kita semua kenal dan sering menikmati gurih renyahnya bila di goreng pasir. Atau empuk masirnya bila direbus. Kalau Talas?. Di Bogor banyak. Tapi 'Ganyong '???

Ya Ganyong. Sejenis umbi-umbian yang bentuknya mirip Laos. Bahkan sama persis. Rasanya pulen manis, seperti talas tapi lebih pulen dan berserat.

Entah mengapa, sambil menikmati hidangan eksotis tropis yang dibawa istriku. Tanpa sadar fikiranku terbawa kemasa lalu. Jauh hingga berpuluh tahun kebelakang.

Nampak sebuah rumah dengan dinding anyaman bambu, kami menyebutnya pager. Dengan atap daun sagu atau bulung. Biasa kami bila sore bersama beberapa bocah kecil mancing ikan sepat, menter atau kadang Lele kampung. Dipinggir 'blumbang' atau saluran air yang airnya bening hingga ikan di dalamnya dapat kita lihat yang sesekali berlarian dibawah ranting kayu yang jatuh terendam.

Duduk beralas daun jati disela rumpun pohon ganyong dan perut, apalagi ini. He..he..he...aneh memang. Mungkin yang tepat wortel jawa. Bentuknya hampir mirip tapi ia putih dengan kulit bening. Kami sering memakannya dengan terlebih dulu dibakar, atau direbus.
Senda gurau sambil sesekali menarik mata kail dengan sentakan keras dan ditimpali seruan kegirangan melihat seekor Ikan Bayong atau Gabus menggelepar ditanah coklat.

Oh betapa indahnya, senja menjelang petang bersantap perut dan ganyong berlauk ikan menter dan gabus. Dan yang paling seru ketika sadar muka kita hitang coreng moreng karena tak sadar mengusap keringat dengan tangan yang hitam bekas abu bakaran yang menempel di bakar Ganyong.

Setelah puas saling memperolok dan seing berlanjut dengan saling mencoreng muka kami dengan bekas abu, kami berlarian dan berakhir di kali besar di ujung desa. Setelah abu kini berganti lumpur kali beterbangan disekitar kami. Dan..., JBURRRRRRRRRRR...... bbbrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr,....Segar.

Jauh di ufuk barat. senja kemerahan menyongsong malam.

Selasa, 21 April 2009

Hari Marsinah


Setelah hiruk pikuk tentang Kartini usai. Dengan segala seremonial yang sesungguhnya hanya bersifat hanya sekedar memperingati. Hanya sedikit rasanya yang benar-benar mengerti, memahami dan menjalankan apa yang disebut kesetaraan Gender, kesamaan harkat. Antara Pria dan Wanita.

Dari lingkup kecil, sebuah keluarga. Masih begitu banyak wanita yang hanya diposisikan Jalmo Wingking. Orang belakang. Yang bertugas Dapur, Sumur, Kasur. Miris.
Semegah apapun seremoni itu diadakan, makna dasar perjuangan Kartini sesungguhnya masih jauh arang dari api. Berasapun tidak.

Apalagi kalau kita melangkah ke lingkup yang lebih luas. Betapa diskriminasi itu kian terasa, dengan segala pembenarannya. Peraturan, Adat dan agama. Belum arogansi kaum pria.

Betul wanita adalah mahluk ayu nan lemah gemulai. Dimana ia harus kita hormati, sayangi dan lindungi. Dengan cara seperti apa?. Dielus dipajang sebagai pajangan ruang tamu. Atau sarana pamer dengan sejuta kemilau intan berlian yang menaburi badannya. Atau bahkan Untuk sebuah kesetaraan ia kita kirim ke medan juang Devisa ke luar sana.

Yang pas sebenarnya memberi kesempatan seluas-luasnya sesuai kemampuan dan tempatnya.
Sesuai keahlian, minat dan keinginannya. Dengan segala perlindungan agar tak tercerabut haknya, karena sesungguhnya ada sisi lemah padanya. Dan apakah itu sudah terpenuhi ?.

Jangankan bicara tentang hak-hak perempuan, yang sungguh dan Nyata adalah perhatian ke sekian ribu dari kebijakan-kebijakan Pemerintah. Untuk kebijakan utama saja masih carut-marut. Maka mimpi jika kita terlalu berharap terhadap mereka. ( baca: penguasa )

Kembali dengan segala celoteh tentang Kebangkitan dunia wanita. Ada sesuatu yang terlupa dengan segala gegap gempita akan keberhasilan beberapa tokoh wanita. Sebut saja Sri mulyani, Sulasikin Murpratomo atau Siti Fadilah dan Mari Pangestu.

Satu wanita dengan segala kekurangannya, yang muncul dari akar rumput, dari kalangan bawah.
Dengan pendidikan pas-pasan namun ia berani bertindak melampaui kemampuannya. Dengan status buruhnya ia berani lantang menyuarakan kebenaran. Dialah MARSINAH.
Yang untuk hak-hak sesamanya ia serahkan nyawa-Nya.

Perenungan mendalam. Perlu kedepan ada perhatian dari kita, bukan hanya seremonial belaka. Tapi suatu kebijakan menyeluruh tentang Hak Wanita indonesia. Jangan sampai menunggu seribu marsinah berkalang tanah. Atau menunggu Ceriyati-ceriyati lain yang gagah berani melompat dari atas gedung di Luar sana.

Paling tidak dari diri kita.
Pandanglah ia, hormati ia, perlakukan ia sejajar dengan Pria.

in memoriem, Marsinah lahir tanggal 10 April 1969

Senin, 20 April 2009

Kartini yang menjadi Kartono


Pagi ini 21 April, satu hari yang sakral bagi kaum wanita indonesia. Katanya.
Hari dimana pada saat itu seorang wanita mulai berani mencurahkan kata hatinya. Akan keinginan untuk melihat dunia.

Tapi ada suatu pertanyaan mendasar. Mengapa kartini ???.
Yang dengan gelar raden ajengnya sudah jelas menggambarkan sosok Priyayi bangsawan. Yang pasti dengan kekayaan dan kekuasaan orangtuanya ia dapat memperoleh sesuatu yang diinginkanya. Termasuk pendidikan.

Mengapa tidak dia, Ken Dedes misalnya. Tokoh wanita yang dengan segala daya upaya menunjukkan pada dunia bahwa wanita mampu. Atau Ratu Tungga dewi, seorang wanita yang mampu memimpin Kerajaan adidaya Indonesia saat itu, Majapahit. Walaupun memang keduanya dari kalangan istana, namun perjuangannya lebih keras dari seorang kartini.

Ataukah, pemberi gelar Pahlawan Pejuang Emansipasi wanita saat itu tak berusaha merunut sejarah. Atau bila yang ditampilkan sosok pemberontak tradisi ditakutkan akan mengilhami kaum wanita untuk merebut dominasi kekuasaan pria. Entahlah.

Kartini atau siapapun hanya symbol. Yang menjadi masalah sekarang, sudahkah hak wanita itu telah diterima sepenuhnya. Sudahkah Perhatian dan perlakuan kita secara individu, masyarakat dan Kenegaraan telah layak untuk mereka ?.

Yang jelas kini memang ada satu kemajuan dalam kebijakan terhadap ke-wanitaan di indonesia ( jangan dibaca lain lho ). Dengan quota parlemen yang ditingkatkan, walau tetap dijegal dengan segala cara agar tak mulus melenggang. Atau PNS yang tak boleh beristri dua, walau selir dan simpanan boleh dimana-mana.

Ohhh..., Miris melihat berita, tentang kartini yang yang luwes melacur dipinggiran jalan. Trenyuh melihat nyata, seorang kartini dengan bocah kecilnya menyulurkan tangan untuk sekeping receh. Marah rasanya melihat seorang kartini memanggul batu di pundak dengan tubuh ringkihnya.

Menangis batin melihat seorang kartini yang luwes seronok melenggang dipanggung menjual dirinya.

Apakah ini Emansipasi.
Apakah ini kesetaraan.
Apakah ini Kesamaan kesempatan.

Ingat,
Ia mungkin Ibumu,
mungkin anakmu,
atau mungkin Istrimu.

Jangan biarkan kartini menjelma menjadi kartono.

Doa kami untukmu, marsinah.

Jumat, 17 April 2009

Tak Sendiri


Week End. Wah senengnya. Libur tentu, atau paling kerja setengah hari. Ahhhhhhhhhhhhhh......tapi itu bukan buatku. Dimana yang lain bisa santai, bangun agak siang, aku subuh sudah harus buka pintu gerbang ( pintu Warung istriku ding ). Jalanin Kewajiban Rohani dan Jasmani ( Jangan Ngeres, Rohani sholat. Jasmani ke belakang ).

Nyalain Komputer, NgetehTubruk ( kopi agak keras soale ). Nyapu, ngepel, ngelap sana-sini. Akhirnya mandi, wehhhhh Suegerrrrr. Nggak juga. Rutinitas yang aku hadapi kadang menjemukan, ya seperti tadi itu. Tiap hari tanpa jeda. Kadang suka berkhayal, Sabtu atau minggu pagi terbangun di atas Atap setelah begadang dibawah langit jakarta. Terbangunpun oleh hangatnya mentari pagi,... dan harumnya teh melati. Wah nikmatnya.

Apalagi week end, yang bagi sebagian orang adalah waktu santai bagiku tidak. Justru Sabtu minggu adalah puncak kesibukanku. Maklum usahaku Jasa Kiriman, yang konsumennya adalah buruh mingguan. Begitu sabtu gajian langsung kirim uang ke kampung. Praktis Week Endku adalah layar Monitor, Catat Pengirim, kirim data, transfer sana-transfer sini, terima telpon.... Wahhhhhhhhhhhhhhh.......Pusing. Belum kalau ada yang komplain.

Tapi ada yang beda pagi ini. Monitorku nampak begitu indahnya. ada warna hijau dari jengsri yang menyapa lembut. Aroma harum angin pantai dari anak nelayan, dan irama menghentak dari joo izzy, serta aliran reiki dari some one disana, tatap tajam bang Tengku, imut wajah mbak novi dan entah berapa juta kerlip gemintang berbalut pelangi dari sahabat blogger yang tak bisa aku sebut satu-satu.

Wahhh, ternyata aku tak sendiri. Hi..hi...hi..., agak terasa ringan. Apalagi ketika goreng tempe mendoan menyeruak kerongkongan lalu disiram hangat teh melati. Oh alangkah nikmat pagi ini.